Suaramuslim.net – Ramadan sebentar lagi hanya dalam hitungan hari. Kasus yang positif Covid -19 masih terus meningkat. Karena itu pemerintah mengimbau untuk lebih ketat menerapkan social distancing.
Hal ini berakibat anjuran tidak salat tarawih dan tadarrus di Masjid, bahkan salat ied pun ditiadakan. Ulama pun berselisih menanggapinya.
Sedih? Resah? Jangan! Karena itu tidak membuat selesai persoalan wabah ini. Justru bergembiralah dengan melihat hal positif yang luar biasa terkait Ramadan. Karena kita diperintah bergembira dengan datangnya Ramadan bukan bersedih.
Allah berfirman:
ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ
“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58).
Ramadan adalah bulan maghfirah, yaitu bulan yang penuh ampunan Allah.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni.” (Al-Bukhari No. 38 dan Muslim No. 760).
Ramadan adalah bulan yang semua amalan saleh di dalamnya dilipatkan terserah kepada Allah. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي.
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”
Bandingkan dengan hadis berikut. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ
“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan salat, puasa, sedekah, amar makruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” (Al-Bukhari No. 3586 dan Muslim No. 144)
Coba kalau kita melakukan salat , puasa, sedekah dan lainnya itu di Ramadan yang pahalanya terserah Allah, pasti akan sangat tidak terbayang besarnya.
Sungguh fitnah atau ujian hidup di Ramadan jadi tidak berarti apa-apa kan? Bagaikan butiran debu di tengah pasir pantai.
Ramadan adalah bukan diturunkan Al-Qur’an, yang dengannya hidup manusia jauh lebih baik.
So… Tidak salah kan kalau kita sebut Ramadan bulan penuh karunia rahmat? Dan kalau begitu, perintah bergembira dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, bagaikan perintah bergembira dengan bulan Ramadan!!!
Itulah sebabnya para ulama salaf benar-benar bergembira dengan datangnya Ramadan, mereka sangat merindu dengannya. Bahkan kerinduannya selalu mendayu sejak beberapa bulan yang lalu.
Ibnu Rojab Al Hambali dalam Lathaiful Ma’arif halaman 232 berkata:
ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal saleh di Ramadan yang lalu) mereka.“
Ibnu Rojab Al-Hambali menjelaskan:
ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ .
“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga.”
“Bagaimana tidak gembira bagi pelaku dosa dengan tertutupnya pintu-pintu neraka.”
“Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadan).” (Lathaiful Ma’arif halaman 148).
Bagaimana bentuk kegembiraan kita?
Sudah tentu dengan mempersiapkan kedatangannya dengan penuh semangat. Seperti persiapan seseorang ketika datang tamu agung yang membawa oleh-oleh. Sudah tentu tidak mungkin dengan persiapan yang setengah-setengah.
Apa saja yang harus dipersiapkan?
1. Persiapan lahiriah baik dengan memperindah tempat tinggal kita, mempersiapkan makanan untuk kebutuhan Ramada. Juga persiapkan ilmu tentang fikih Ramadan.
Seyogyanya, beli bahan makanan, dan pakaian untuk Idulftri sebelum Ramadan, agar bisa fokus ibadah di bulan yang suci ini.
2. Persiapan batiniah dengan dimulainya gerakan anti maksiat dan gerakan perbanyak amal saleh. Itu semua dilakukan agar di bulan Ramadan kita tinggal panen aja. Artinya tinggal menikmati imsak diri dari kemaksiatan dan menikmati amal saleh.
3. Banyak berdoa agar kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menikmati Ramadan.
Ada sebuah doa terkait Ramadan yang sangat populer di kalangan salafus saleh, tapi di kita agak kurang populer.
Doa ini diriwayatkan dari sahabat Ubadah bin Ash Shomit beliau berkata;
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان: “اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لرمضان، وسلم رمضان لي، وتسلمه مني مُتَقَبَّلاً” (رواه الطبراني في “الدعاء”، والدَّيْلَمِيّ في “مسند الفردوس”).
“Dulu Nabi mengajarkan kepada kami, sebuah untaian kalimat doa ketika datang Ramadan; Allohumma sallimni li romadhon wa sallim romadhon lii wa tasallamhu minni mutaqobbala. (Ya Allah selamatkan aku untuk Ramadan dan selamatkan Ramadan untukku, serta terimalah dariku semua amalan Ramadan.” (At-Thabrani dan Ad-Dailami).
Maksud, “selamatkan aku untuk Ramadan“ adalah selamatkan diri ini agar panjang umur, sehat badan, bala Covid-19 lenyap agar bersama keluarga bisa menikmati rahmat-Mu di bulan Ramadan.
Maksud, “Selamatkan Ramadan untukku,” adalah selamatkan rahmat, maghfirah Ramadan untukku ya Allah.
Ya Allah, selamatkan kami untuk dapat menikmati Ramadan dan selamatkan Ramadan untuk dapat kami peluk ampunan dan kasih sayang-Mu di dalamnya dan terimalah ia sebagai amal saleh untuk kami.
Aamiin ya mujiibas saailin.
Wallahu A’lam