Suaramuslim.net – Allah berfirman dalam surat An-Nazi’at 42-45.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?
فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا
Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?
إِلَىٰ رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit).
Dan juga dalam Kalam-Nya yang lain;
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (Al-A’raf: 187).
A. Sa’ah, kiamat, hari akhir adalah salah satu keimanan yang memahaminya harus terintegrasi, satu kesatuan yang berkaitan.
Makna iman kepada hari kiamat itu meliputi keyakinan bahwa;
1. Berakhirnya alam semesta ini dengan kehancuran total.
2. Akan adanya hari kebangkitan, yaumul ba’ts.
3. Akan adanya yaumul mahsyar, hari semua manusia dikumpulkan.
4. Akan adanya hari evaluasi besar, yaumul hisab.
5.. Akan adanya hari pengelompokkan, yaumul fashli.
Jika memaknai iman kepada hari akhir seperti di atas, maka pantas orang kafir sulit beriman kepadanya. Berbeda dengan hanya memaknai sebagai hari berakhirnya alam semesta dengan kehancuran total. Mereka pasti meyakini itu, karena memang segala sesuatu secara logika manusia pasti ada masa expirednya.
Itupun mereka berusaha untuk menolak ‘expired akbar’ dengan berusaha mencegahnya.
Coba perhatikan film-film yang mereka buat tentang kiamat, akhirnya manusia dapat menyelamatkan diri dari kiamat itu.
Begitu beratnya bagi orang-orang kafir untuk mengimani hari akhir, sehingga Nabi Muhammad mengingatkan kiamat sama seringnya dengan mengingatkan iman kepada Allah. Itu terungkap seringkali iman kepada Allah bersanding dengan iman kepada hari akhir.
B. Allah menggunakan saa’ah yang berati jam dan detik
Seolah yang tahu kapan itu hanyalah Allah. Dan hari itu dinamai demikian, karena singkatnya waktu itu dan begitu mendadaknya sehingga manusia tidak mempunyai waktu sesaat pun untuk menghadapinya.
Karena itu tidak perlu kita sibuk membahas tentang kapan akhir zaman, tapi sibuklah bagaimana Anda mempersiapkan menghadapi akhir zaman itu.
حديث أنس رضي الله عنه : ((أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ : يَا رَسُولَ الله , مَتَى السَّاعَةُ قَائِمَةٌ ؟ قَالَ : وَيْلَكَ ! وَمَا أَعْدَدْتَ لَهَا ؟ قَالَ : مَا أَعْدَدْتُ لَهَا إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ الله وَرَسُولَهُ , قَالَ : إِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ . فَقُلْنَا: وَنَحْنُ كَذَلِكَ, قَالَ : نَعَمْ . فَفَرِحْنَا يَوْمَئِذٍ فَرَحًا شَدِيدًا . فَمَرَّ غُلَامٌ لِلْمُغِيرَةِ , وَكَانَ مِنْ أَقْرَانِي, فَقَالَ : إِنْ أُخِّرَ هَذَا فَلَنْ يُدْرِكَهُ الْهَرَمُ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ )).
Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa dahulu ada seorang Arab badui datang menemui Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam.
Lelaki badui itu berkata, “Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu?”
Beliau menjawab, “Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menyambut datangnya kiamat?”
Dia menjawab, “Kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya.”
Beliau pun bersabda, “Sesungguhnya kamu akan bersama dengan yang kamu cintai.”
Anas bin Malik pun berkata, “Maka tidaklah kami bergembira setelah datangnya Islam dengan suatu kegembiraan yang lebih besar daripada mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.’
Anas berkata, “Kalau begitu, aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap kelak aku bisa bersama dengan mereka di akhirat, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amal-amal mereka.” (HR. Muslim No. 2639).
Karena itu ketika Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad tentang kapan kiamat, beliau menjawab; “yang ditanya tidak lebih tahu dibanding yang bertanya.” Seraya mengatakan hanya bisa memberikan tanda tandanya saja, supaya manusia dapat bersiap untuk menyambutnya. Karena kiamat adalah sesuatu yang pasti terjadi. Hanya kita tidak tahu kapan itu terjadi.
Bersambung ke Bagian 2
M Junaidi Sahal
Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 FM
Kamis, 12 Desember 2019