JAKARTA (Suaramuslim.net) – Jumlah korban yang meninggal akibat gempa di Palu terus meningkat, dan mencapai 1374. Data yang tercatat oleh BNPB hingga Selasa (2/10) pukul 17:00 WIB. Hal ini diungkapkan Kepala BNPB Willem Rampangile, kepada wartawan di posko penanganan bencana, Palu.
“Adapun yang hilang 113 orang, dan masih ada beberapa jenazah yang masih tertimbun, dan kita masih belum tahu berapa jumlahnya,” ungkap Willem.
Menurut Willem, saat ini BNPB masih berfokus pada upaya pencarian dan penyelamatan.
“Kita mengarahkan SDM mulai Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan yang mengoperasikan alat berat adalah dari PUPR. Semua kita kerahkan, untuk evakuasi,” jelasnya
Para korban, menurut juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.
“Namun kita memilah korban berdasarkan kabupaten, sulit. Karena tim SAR gabungan ketika mendapat jenazah, langsung dibawa ke rumah sakit. Sedangkan rumah sakit ada di Palu,” kata Sutopo.
Di antara para korban meninggal dunia terdapat 34 pelajar yang ditemukan di bawah reruntuhan gereja di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, pada Selasa (1/10).
Saat ini, sejumlah relawan masih berupaya mengevakuasi 34 jenazah tersebut.
“Belum jelas, apakah 34 jenazah yang ditemukan di bawah reruntuhan gereja merupakan bagian dari 86 pelajar yang dilaporkan hilang” ujar Ridwan Sobri, juru bicara Palang Merah Indonesia.
Kecamatan Sigi Biromaru berjarak sekitar 20 kilometer sebelah selatan Kota Palu. Jika kondisi jalan normal, kecamatan tersebut dapat dijangkau menggunakan kendaraan bermotor dari Kota Palu kurang dari satu jam.
Akan tetapi, gempa-tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya menyebabkan sejumlah jalan rusak dan tidak bisa diakses. Pasokan listrik terhenti dan jaringan telekomunikasi lumpuh.
Jumlah korban sangat mungkin bertambah lantaran banyak yang belum bisa dievakuasi dari reruntuhan bangunan. Data dari daerah lainnya, seperti Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong belum diproleh secara lancar kendati sudah mulai bisa dijangkau, lantaran kerusakan infrastruktur.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhamad Nashir