SURABAYA (Suaramuslim.net) – Cikal bakal Amandaru Restaurant berawal dari Pool Bar, yang hanya terdiri dari bangunan Pool Bar dan beberapa stall yang terbuat dari sesek bambu dengan parasol-parasol di tepi kolam renang pada tahun 1992. Karena banyaknya tamu dan acara yang diadakan di area Pool Bar, pada tahun 1994 dilakukan perluasan bangunan semi permanen dari bambu juga yang kemudian diberi nama The Beer Garden. Pada tahun 1997, The Beer Garden di renovasi dari bangunan semi permanen menjadi bangunan permanen.
Dan pada tahun 2006, saat Surabaya Hilton International berganti nama menjadi Singgasana Hotel Surabaya, nama The Beer Garden pun berganti menjadi Amandaru Restaurant. Outdoor resto yang terletak di area kolam renang ini sering dipergunakan untuk acara reuni, akad nikah, pernikahan, gathering, ulang tahun bahkan launching product.
Kini, setelah dilakukan renovasi kembali, Amandaru Restaurant yang awalnya merupakan outdoor resto, bisa juga dipergunakan untuk indoor resto. Pintu-pintu kaca yang mengelilingi Amandaru Restaurant menjadikan ruangan outdoor menjadi ruangan indoor yang nyaman.
“Kami desain dengan penambahan fasilitas AC yang memberikan kesejukan, sehingga tamu-tamu dapat menikmati suasana kolam renang dengan nyaman” kata Budhy Guntur Iriansah, General Manager Singgasana Hotel Surabaya.
Amandaru Restaurant yang berkapasitas 150 orang ini resmi dipergunakan sebagai tempat makan pagi bagi tamu-tamu hotel per 18 September 2019. Memberikan nuansa baru dengan pengaturan buffet yang lebih lega. Tersedia pula “live cooking” yang memanjakan tamu-tamu hotel.
Amandaru Restaurant menyediakan menu Asian Oriental dengan menu andalan MONGOLIAN. “Mongolian adalah menu unggulan dari Amandaru Restaurant yang sangat disukai oleh tamu-tamu. Sangat jarang ditemukan di tempat lain” jelas Agus Ariyanto, Head Chef Singgasana Hotel Surabaya.
Pada saat pembukaan, Chef Agus akan menyajikan Pizza dengan diameter 1 meter. Pizza ini bisa juga dipesan dengan minimal pemesanan 1 hari sebelumnya dan pastinya menu andalan yakni MONGOLIAN.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir