Suaramuslim.net – Sholat dan Doa, rupa komunikasi kepada Illahi. Khusus Doa, ada etika yang harus ditaati. Tak memaksa Allah namun merendah. Itulah hakikat doa.
Doa adalah tindakan manusia dalam mengharap sesuatu kepada Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah permohonan, harapan, permintaan, pujian kepada Tuhan. Karenanya, doa adalah sebuah permintaan tentu berdoa sudah menjadi fitrah manusia. Ketika dirinya tak sanggup menghadapi suatu hal dan tak ada satu manusia-pun yang bisa membantu maka Allah subhanahu wa ta’ala adalah harapan terakhir manusia untuk memohon.
Adapun doa bukan hanya berdzikir dan meminta kepada-Nya lebih dari itu ada adab dan waktu-waktu tertentu yang mengaturnya. Seperti berdoa saat sepertiga malam, saat sujud, antara adzan dan iqamah, dan lain sebagainya.
Berdoa menjadi media umat dalam meminta seperti firman Allah dalam surat Al Mu’min: 60 yang berbunyi,
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina.”
Begitu kerasnya Allah memperingatkan hamba-Nya.
Sementara itu, sebagian umat Islam mungkin sadar ataupun tidak sadar pernah menggunakan kalimat yang dilarang Rasulullah ketika berdoa. Memang sepintas kelihatan tidak ada yang salah. Namun, Rasulullah lebih mengetahui apa yang dikehendaki-Nya, melalui Rasulullah, Allah menyampaikan bahwa kalimat yang seperti “Ya Allah jika Engkau berkenan berilah aku…” sangat tidak disukai oleh Allah.
Kemudian, diartikan oleh Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah, seorang ahli tafsir menjelaskan tentang makna dari Hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda,
“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah ia bersungguh sungguh dalam memohon dan janganlah ia mengucapkan, ‘Ya Allah jika Engkau berkenan maka berilah aku’. Karena, sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya.”
Ia menjelaskan bahwa dalam hadits tersebut secara tersirat mengatakan bahwa tidak ada yang dapat memaksa Allah subhanahu wa ta’ala. Allah hanya melakukan apa yang dikehendaki-Nya dan Allah hanya akan mengabulkan apa yang juga dikehendaki-Nya.
Oleh karenanya, jangan sampai ketika berdoa menggunakan kalimat tersebut. Berdoalah dengan meminta kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Agar Allah juga mendengarkan dan mengabulkan doa-doa yang telah diucap. Karena, sejatinya manusia adalah ciptaan dan Allah yang Maha Pencipta. Tidak ada sesuatu-pun terjadi jika tanpa kehendak-Nya.
Kemudian, yang dapat kita mengerti di sini. Bahwa tak hanya sholat yang memiliki etika. Doa-pun demikian. Ada waktu waktu mustajab yang bisa digunakan untuk berdoa, ada etika yang dapat dilakukan ketika berdoa. Seperti ketika memanjatkan doa dengan bersungguh-sungguh, dengan hati yang khusyuk, merendahkan diri kepada Allah, dan merasa bahwa diri ini fakir dan membutuhkan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan, jagalah permintaan doa yang telah diucapkan, jangan sampai memaksa Allah untuk mengabulkan suatu doa. Karena, hanya Allah yang tahu mana yang terbaik bagi umat-Nya.
Kontributor: Ilham Prahardani
Editor: Oki Aryono