YERUSALEM (Suaramuslim.net) – Dewan Ulama Palestina mengatakan kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem akan ditutup untuk jamaah Muslim sepanjang bulan puasa suci Ramadan karena pandemi virus corona.
Dilansir di Middle East Eye, Kamis (16/4), dewan tersebut merupakan hasil penunjukan pemerintah Yordania untuk mengumumkan langkah baru itu pada Kamis (15/4). Kebijakan ini merupakan perpanjangan larangan salat di sana yang sebelumnya berlaku sejak akhir Maret.
Ulama mengatakan menutup kompleks Al-Aqsa sebagai situs tersuci ketiga Islam adalah hal yang menyakitkan tetapi keputusan itu sejalan dengan fatwa ulama dan nasihat medis.
Ramadhan akan dimulai sekitar 23 April. Biasanya setiap bulan puasa akan banyak puluhan ribu Muslim datang setiap hari ke masjid Al-Aqsa serta ke Dome of the Rock yang bersebelahan, tempat umat Muslim percaya Nabi Muhammad naik ke sidratul muntaha.
“Meski tidak bisa beribadah di Al-Aqsa, dewan menyarankan umat Islam melakukan salat di rumah mereka selama bulan Ramadan, untuk menjaga keselamatan mereka,” ujar dewan ulama.
Meski tertutup untuk salat, azan tetap diperdengarkan selama lima waktu sehari. Selain itu mereka yang beraktivitas dakwah tetap diizinkan masuk.
Perayaan agama lain
Yerusalem memiliki situs-situs yang sakral bagi Yudaisme, Kristen, dan Islam. Ketiga agama itu telah mengambil tindakan pencegahan virus corona.
Pekan lalu, orang-orang Yahudi yang merayakan Paskah di Yerusalem dan di seluruh Israel diminta untuk tinggal di rumah dan merayakannya hanya dengan keluarga dekat.
Biasanya acara besar, doa Paskah di Tembok Barat Yerusalem, tempat paling suci yang orang Yahudi boleh berdoa di kota itu, dihadiri tahun ini oleh hanya segelintir penyembah.
Gereja Makam Suci, yang diyakini oleh orang Kristen sebagai tempat penyaliban, penguburan dan kebangkitan Yesus, juga telah ditutup. Penutupan gereja sangat penting karena orang-orang Kristen dari berbagai denominasi merayakan Prapaskah, Minggu Palem dan Paskah selama musim semi.
Penutupan untuk umum saat ini di tengah pandemi Covid-19 adalah pertama kalinya dalam hampir 700 tahun. Israel telah melaporkan sedikitnya 140 kematian dan sekitar 12.600 kasus virus corona. Ada dua kematian dan hampir 300 kasus di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang dijajah Israel.
Semua masjid di Gaza telah ditutup sejak 25 Maret, dan sejak 14 Maret di Tepi Barat. Sebelum wabah virus, warga Palestina di Yerusalem sudah menghadapi kesulitan berdoa di masjid Al-Aqsa, dengan tentara Israel menyerang jamaah dan pemukim secara teratur dengan menyerbu kompleks. Pada pertengahan Maret, pemukim Israel memasuki daerah itu meskipun ada pembatasan virus corona.
Sumber: Middle East Eye