JAKARTA (Suaramuslim.net) – Rumah Sakit Budi Kemuliaan adalah salah satu Rumah Sakit yang menjadi tujuan dibawanya korban kericuhan yang terjadi sejak Selasa (21/5) malam.
Hingga Rabu (22/5) siang, kericuhan ini terjadi di sejumlah titik seperti di Jati Baru dan daerah Slipi.
Pihak Rumah Sakit Budi Kemuliaan menyebut, hingga pukul 11:00 WIB korban yang dibawa ke RS ini sudah berjumlah 42 orang. Beberapa orang di antaranya sudah menjalani operasi dan satu orang meninggal.
“Ada satu orang diagnosisnya sudah meninggal, kita kirim ke RSCM. Ada dua juga luka tembak, kemungkinan seperti itu, dirawat. Ada 11 yang kita curigai luka tumpul, ada sayat satu,” ujar Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan, dr Muhammad Rifki, SpOG, Rabu (21/05) di Jakarta.
Saat ditanya apakah korban terkena luka tembak, dr Rifki mencurigai para korban terkena peluru tajam.
“Lokasinya kemungkinan masih di sini (di bawah leher). Kalau yang tumpul ada di leher. Ada satu juga yang barusan kita rujuk ada trauma di mata kena gas air mata,” katanya.
“Kita curigai itu dari senjata tajam, sudah dikirim ke RSCM. Nanti kalau memastikannya itu kan harus di autopsi dan lain-lain,” tambahnya.
Korban yang meninggal bernama Farhan Syafero, warga Depok. Sebelum dibawa ke Depok, Almarhum Farhan sempat dibawa ke RSCM Jakarta.
“Hasil pemeriksaan kita sementara seperti itu, tapi nanti tentunya hasil autopsi lah yang menentukan,” kata Rifki saat ditanya mengenai lokasi luka tembakan yang tembus dari dada.
Seluruh korban adalah laki-laki yang tediri dari remaja dan dewasa.
“Ada 32 yang kita terima dan 25 pasien sudah pulang. Kita kan ada trase merah kuning hijau, Yang kita pulangkan itu yang kuning dan yang hijau lah.” Ujarnya.
Salah seorang korban yang berasal dari daerah Jati Baru mengaku banyak menemukan selongsong peluru yang tersebar di lokasi kericuhan.
Kepada Suaramuslim.net, korban menunjukkan selongsong peluru kaliber 5,56 yang berjumlah dua buah.
“Di sana (Jati Baru) masih banyak lagi,” ujarnya.
Pihak Rumah Sakit mengaku sudah sering menangani kasus-kasu kericuhan semacam ini.
“Sudah berapa kali kita melayani seperti ini apapun aksinya. Kerja sama dengan Dinas Kesehatan,” kata dr Muhammad Rifki, SpOG.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir