Tulungagung (Suaramuslim.net) – Reformasi Birokrasi dan Percepatan Pembangunan Daerah menjadi tema dalam debat publik ketiga atau terakhir di Pilbup Tulungagung 2018 di Hotel Istana, Jl. KH. Agus Salim no.73-75 Kenayan, Kec. Tulungagung, Tulungagung (14/5/2018). Pasangan calon 1 yaitu Margiono – Eko Prisdianto dan pasangan calon 2 yaitu Syahri Mulyo – Maryoto Bhirowo.
Acara dimulai pukul 19.30 WIB dengan penjagaan ketat pihak kepolisian dan tentara. Hadirin terdiri dari pendukung paslon 1 dan pendukung paslon 2, anggota ormas keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
Dalam debat, pasangan calon 1 menjanjikan perbaikan sistem kepegawaian. “Kita ingin menempatkan orang-orang yang sesuai dengan kompetensi di bidangnya masing-masing,” ujar Margiono. Adapun pasangan calon 2 menjanjikan peningkatan taraf kepegawaian.
“Setelah saya terpilih, maka pegawai eselon sampai staf dan honorer akan dinaikkan tunjangannya,” kata Syahri Mulyo, yang saat ini sebagai bupati petahana.
Debat kali ini melibatkan masyarakat untuk memberikan pertanyaan yang sudah direkam sebelumnya. mulai dari akademisi sampai pelaku seni. “Selama ini untuk mengadakan kesenian perizinan begitu sulit, jika terpilih bagaimana kesenian mendapatkan tempat?” tanya Fahd, pelaku seni dari Desa Mangunsari.
“Kita sudah menyediakan Balai Rakyat, GOR Lembu Peteng dan Taman Budaya, semuanya jika untuk kegiatan non komersialisasi kami berikan izin dan sudah saya perintahkan kepada jajaran di bawah,” jawab Syahri Mulyo, mantan anggota DPRD Jatim ini.
“Seni dan semacamnya merupakan kegiatan produktif. Dan ini harus dipahami bersama. Maka ruang untuk kegiatan ini akan kami buka seluas-luasnya,” jawab Margiono yang juga Ketua Umum PWI ini.
Reporter: Muslih Marju
Editor: Oki Aryono