Suaramuslim.net – Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) 2024 Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) telah usai, meninggalkan jejak semangat baru dan komitmen kolektif untuk mengukuhkan kontribusi strategis menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan landasan yang kuat pada nilai iman dan takwa (IMTAQ) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ICMI mempertegas dirinya sebagai aktor utama dalam perjalanan transformasi bangsa.
Dengan komitmen independensi, ICMI siap
Jalankan fungsi think tank pemerintah, sekaligus
Fungsi kontrol yang kritis untuk mengokohkan
IMTAQ dan IPTEK menuju Indonesia Emas
Indonesia Emas 2045 adalah visi besar yang mengedepankan pembangunan manusia unggul dengan berlandaskan keimanan, ketakwaan (IMTAQ), dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK). Dalam konteks ini, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) memiliki tanggung jawab strategis untuk memastikan bahwa visi tersebut dapat terwujud secara inklusif, progresif, dan berkelanjutan.
Sebagai wadah intelektual Muslim yang independen, ICMI menempatkan dirinya sebagai mitra strategis pemerintah, baik dalam kapasitas sebagai think tank maupun fungsi kontrol yang kritis.
Sementara itu, independensi adalah prasyarat mutlak bagi ICMI untuk menjalankan perannya secara efektif. Tanpa independensi, fungsi think tank dan kontrol kritis akan kehilangan kredibilitas. Komitmen ini tercermin dari sikap organisasi yang tidak terikat pada kepentingan politik tertentu, tetapi fokus pada pengabdian terhadap masyarakat, bangsa, dan negara.
Sebagai think tank, ICMI memberikan solusi berbasis riset yang objektif untuk menjawab tantangan pembangunan. Sedangkan dalam konteks kontrol kritis, ICMI memastikan agar kebijakan publik tetap sejalan dengan prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Di luar persoalan “think tank dan kontrol kritis” ICMI juga tetap istiqomah berperan menjaga terjadinya keseimbangan antara IMTAQ dan IPTEK yang menjadi identitas utama ICMI.
Dalam membangun Indonesia Emas, ICMI berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan kemajuan teknologi. Langkah ini bukan sekadar jargon, tetapi kebutuhan mendesak di era digital yang penuh tantangan moral.
Seperti yang ini misalnya, perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan big data yang ramai saat ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mendukung sistem pelayanan publik yang efisien dan transparan. Namun, penggunaan teknologi ini harus tetap diawasi agar tidak melanggar etika dan nilai-nilai kemanusiaan. Di sinilah ICMI berperan memastikan bahwa inovasi teknologi berjalan seiring dengan penguatan akhlak dan moral bangsa.
Paduan fungsi think tank & kontrol kritis
ICMI memiliki kapasitas intelektual yang besar untuk menjalankan fungsi think tank pemerintah. Melalui jaringan akademisi, profesional, dan praktisi yang tersebar di seluruh Indonesia, ICMI dapat menjadi garda terdepan dalam merumuskan kebijakan strategis yang berorientasi pada masa depan.
Misalnya, dalam isu ketahanan pangan dan energi, ICMI dapat memberikan masukan berbasis data untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketergantungan impor. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dan berbasis bukti.
Selain menjadi mitra strategis, ICMI juga berperan sebagai pengawal kebijakan publik. Fungsi kontrol kritis ini dilakukan dengan memberikan evaluasi yang objektif terhadap pelaksanaan program pemerintah. Sebagai contoh, evaluasi terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dapat membantu pemerintah daerah meningkatkan efisiensi anggaran dan efektivitas program pembangunan.
Namun, kontrol kritis yang dilakukan ICMI bukanlah kritik destruktif, melainkan masukan konstruktif yang bertujuan memperbaiki tata kelola pemerintahan. Dengan pendekatan ini, ICMI dapat menjaga keseimbangan antara mendukung dan mengawasi pemerintah.
Menyongsong Indonesia Emas
Menuju Indonesia Emas, peran ICMI tidak dapat dilepaskan dari upaya mengokohkan sinergi antara IMTAQ dan IPTEK. Upaya ini mencakup penguatan Pendidikan Karakter, Inovasi Teknologi, dan Pemberdayaan Umat.
Dalam kaitannya dengan “Penguatan Pendidikan Karakter”, ICMI akan terus mendorong integrasi nilai-nilai IMTAQ dalam kurikulum pendidikan formal dan nonformal.
Dalam kaitannya dengan “Inovasi Teknologi”, ICMI akan mendukung riset dan pengembangan teknologi yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Sedang dalam kaitannya dengan “Pemberdayaan Umat”, ICMI dapat memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam menghadapi era digital.
Pendek kata, ICMI, dengan komitmen independensinya, siap menjalankan peran strategis sebagai think tank pemerintah sekaligus fungsi kontrol yang kritis.
Dalam konteks ini, keseimbangan antara IMTAQ dan IPTEK menjadi fondasi utama untuk menciptakan kebijakan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Dengan peran ini, ICMI tidak hanya menjadi mitra pemerintah, tetapi juga pengawal moral bangsa dalam mewujudkan Indonesia Emas yang berkemajuan.