SURABAYA (Suaramuslim.net) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak percaya Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mampu mendorong tercetaknya generasi muda yang kompeten secara akademik dan berkarakter. Hal ini disampaikan Emil bertepatan dengan Dies Natalis Unusa ketujuh pada Kamis (2/7).
“Di usia yang ketujuh ini Unusa akan terus berperan dalam mendorong tercetaknya generasi muda yang kompeten secara akademik dan berkarakter dalam merestarikan nilai-nilai NU sebagai bagian dari kaum Nahdliyin yang setia kepada NKRI,” ucapnya saat mengisi sambutan.
Dalam kesempatan itu Emil juga yakin bahwa Unusa mampu mendorong generasi muda untuk bersaing di kancah global.
“Unusa dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki daya saing di kancah global,” ucap wagub milenial ini.
Lebih lanjut Emil mengingatkan semua sivitas akademika Unusa bahwa kreativitas memegang peran sangat penting di masa depan. Terlebih ketika menjumpai masa ketidakpastian seperti yang terjadi saat ini.
“Masa depan ini akan ditentukan oleh kreativitas. Kita ada di tengah pandemi Covid-19. Ini adalah ujian bagi sivitas akademika UNUSA untuk senantiasa mencari berbagai macam kreativitas dalam mendorong peran sertanya dalam masyarakat,” ucap mantan Bupati Trenggalek ini.
Unusa resmi berdiri pada tanggal 2 Juli 2013, merupakan konversi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS). Jika dilihat dari sejarahnya, perjalanan Unusa dimulai sejak didirikannya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) YARSIS pada tahun 1979.
Di usia ketujuh pada 2 juli 2020, Unusa berkontribusi dalam berbagai inovasi dan pengabdian masyarakat. Di antaranya adalah Unusa dipercaya Pemprov Jatim melaksanakan program One Pesantren One Product (OPOP). Program prioritas Khofifah-Emil ini berjalan baik berkat kerja sama Pemprov Jawa Timur dengan Unusa.
“Pemprov sudah bekerja sama dengan Unusa dalam mendorong one pesantren one product,” ucap Emil (2/7).
Program OPOP merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren. Terdapat tiga pilar OPOP, yaitu Santripreneur, Pesantrenpreneur dan Sosiopreneur. Demi suksesnya program tersebut Unusa mendirikan OPOP Training Center dan OPOP Mart yang berlokasi di Kampus B Unusa Jemursari.
Meskipun perayaan peringatan dies natalis Unusa ketujuh ini berada di tengah pandemi, Emil berharap Unusa terus mengeluarkan kreativitasnya untuk bersama-sama membangun negeri.
“Saya yakin Unusa bisa memunculkan kreativitasnya yang dapat mendorong peran serta di masyarakat,” katanya.
Emil menjelaskan Unusa terus menjalankan tri darma perguruan tinggi mulai dari pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Emil juga berharap Unusa terus menciptakan inovasi lainnya yang dapat dirasakan langsung di masyarakat.
“Kami akan terus mendorong berbagai inovasi dan pengabdian masyarakat yang dilakukan Unusa, dengan berbagai macam inovasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.