YOGYAKARTA (Suaramuslim.net) – Muslim United, dakwah akbar yang dihelat di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pada 16, 17 dan 18 Oktober 2018 dibuka dengan mauizah hasanah dari dua profil dai hijrah.
Pertama, Salman Al Jugjawy yang hijrah dari dunia band Sheila on 7 yang dulu namanya Sakti. Sedangkan yang kedua adalah Steven Indra Wibowo, founder Muallaf Center Indonesia yang hijrah keyakinan dari Katolik ke Islam.
Gelaran dakwah akbar yang pertama kali ini rencananya akan menjadi agenda tahunan di Yogyakarta.
“Dengan harapan bisa menunjukkan Islam itu satu, kuat, damai, toleran dan jauh dari predikat radikal apalagi teroris,” jelas Nanang Syaifurrozi, Koordinator Panitia Muslim United.
Sakti atau Salman yang memberikan mauizhah pertama (16/10/18) selepas Zuhur bercerita proses hijrahnya dari personil band ternama. Salman menyebut dirinya hijrah karena ingat mati. Hal itu terjadi dalam sebuah perjalanan bersama bandnya ke Malaysia untuk mendapatkan penghargaan di anugerah musik di negeri jiran tersebut.
Setelah hijrah, ia bergabung dengan aktivis dakwah yang rutin berdakwah sebagai upaya peningkatan iman dan perbaikan diri.
Menurut Salman, dakwah itu sangat penting. “Dakwah bisa memelihara iman dan amal saleh. Jika dakwah dibuat akan ada hakikat shalat, tidak cuma gerakan shalat. Hakikatnya bisa mencegah perbuatan keji dan munkar,” ucap Salman.
“10 tahun jadi artis susah dapat jodoh, sekali ikut dakwah, masuk masjid, beberapa waktu kemudian Allah kasih jodoh. Tapi para jomblo ini jangan masuk masjid niatnya hanya untuk cari jodoh”, cerita Salman yang kemudian diiringi tawa para hadirin di teras masjid Gedhe Kauman Yogyakarta.
Jangan galau perkara dunia, lanjut Salman, sandang, pangan, papan dan pasangan. Harusnya kita galau perkara akhirat. Apakah sudah ikhlas beramal, apakah diterima amal kebaikan yang sudah dilaksanakan, apakah nanti mati husnul khatimah.
“Kalau sudah hijrah, jangan lupa berdakwah,” pungkasnya.
Berikutnya Steven Indra Wibowo berbagi perjalanan hidupnya dari seorang imam agama Katolik yang dibesarkan di lingkungan yang jauh dari Islam tapi Allah berikan hidayah iman kepadanya.
Pria yang akrab disapa Koh Steven ini dulunya bersumpah untuk tidak menikah dan memberikan semua gajinya kepada ibunya, hal ini ia lakukan sejak usia 18 tahun ketika menamatkan magister teologi di Leiden, Belanda.
“Kepikiran masuk Islam malah 10 menit sebelum syahadat. Saya lihat orang shalat tunggang tungging, wah seru juga nih. Kalau gue ikut agama dia gimana ya?” Jelas Koh Steven.
Menurutnya, setelah bersyahadat, ia melaksanakan shalat dan dalam waktu bersamaan masih menjadi imam di Katedral Jakarta. Bahkan shalat pertamanya dilakukan dalam ruangan di Katedral.
“Saya shalat ke Masjid Istiqlal kucing-kucingan dengan satpam gereja agar tidak ketahuan. Aktifivas ini berjalan sekitar 4 bulan dan setelah itu akhirnya saya berani memutuskan untuk totalitas dalam Islam,” cerita founder Muallaf Center Indonesia yang telah mensyahadatkan sekitar 52 ribu muallaf sejak 2003 lewat komunitasnya ini.
Muslim United menghadirkan ustadz-ustadz dan tokoh-tokoh nasional dari berbagai gerakan. Mulai Ust. Bachtiar Natsir, Ust. Hanan Attaki, Ust. Oemar Mita, Ust. Felix Siauw, Syeikh Ali Jaber dan Steven Indra.
Selain itu, ada Habib Anies Syahab, Ust. Fathurrahman Kamal, Ust. Anant, Ust. Handy Bonny, Salman Al Jugjawy, Ust. Salim A Fillah, Derry Sulaiman dan lain-lain.
Reporter: Muhammad Nashir
Editor: Oki Aryono