Suaramuslim.net – Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, seorang istri acap kali tanpa sadar melakukan tindakan berdosa terhadap suami, bahkan menganggap dosa tersebut adalah hal biasa saja. Padahal surga dan neraka istri ada pada rida suaminya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu‘alaihi wa salam:
“Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, disebabkan mereka kufur.’ Ditanyakan, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’
Beliau bersabda, ‘Mereka kufur kepada suami, kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata, ‘Aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu.” (Al-Bukhari dan Muslim).
Apa saja dosa istri terhadap suami yang sering tak disadari?
1. Menentang perintah suami
Sering disebut Nusyuz, merupakan sikap membangkang, menentang, dan tidak patuh akan perintah suami. Seorang istri yang membangkang terhadap suaminya maka Allah tidak meridai dirinya.
Seorang istri salehah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suaminya. Ia akan taat kepada suaminya pada saat kapan pun, dalam situasi apapun, dan rasa cintanya begitu amat besar kepada sang suami.
2. Mengabaikan kedudukan suami sebagai pemimpin keluarga
Menjadi seorang pemimpin keluarga adalah kodrat bagi suami. Suami memimpin rumah tangga dengan peraturan yang sesuai dengan ajaran Islam dan Rasulullah. Maka sudah seharusnya, sebagai istri harus menuruti semua bentuk peraturan dan perintah suami.
Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah tersebut.
3. Tidak menghormati keluarga suami
Seorang suami harus berlaku lembut pada istrinya, namun demikian istri pun wajib bersikap lembut pada keluarga suami, terutama kedua orang tua suami. Jangan sampai istri memonopoli suaminya sehingga bahkan ibu dan bapaknya sendiri tak bisa mendapatkan hak mereka terhadap anak laki-lakinya.
Dalam sebuah hadis sahih, diriwayatkan bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?”
Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya.” (Muslim).
Seorang sahabat, Jabir menceritakan: Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan (meminta) harta saya itu?”
Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu.” (Ibnu Majah dan At- Thabrani).
4. Keluar rumah tanpa izin suami
Termasuk berpergian jauh tanpa ditemani mahramnya. “Seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali bersama mahram.” Hadis di atas menyangkut semua bentuk safar. Wallahu a’lam. (Syarh Muslim: 9/103, dengan sedikit perubahan).
5. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah.
Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya lebih ditujukan kepada suami.
Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suaminya di rumah lebih berhak untuk itu.
6. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika ini terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.
7. Menolak untuk berjima’
Allah sudah mengatur manusia berpasangan dan untuk memperoleh keturunan, pasangan pria dan perempuan diikat dalam sebuah pernikahan yang sah sesuai dengan syariat Islam.
Dengan demikian pasangan tersebut sudah halal dan saling melengkapi untuk mempunyai keturunan. Di dalam Islam seorang istri yang menolak ajakan suami untuk bergaul, berarti ia (istri) membuka pintu laknat dari Allah terhadap dirinya.
8. Banyak menuntut
Tak baik seorang istri banyak menuntut kepada suaminya. Seperti menuntut untuk dipenuhi kebutuhannya sebagai wanita mulai dari perhiasan, make up, hingga baju yang bagus setiap bulannya. Ia tidak melihat keadaan atau kondisi pekerjaan suaminya saat itu dan inilah salah satu hal yang dapat merusak hubungan rumah tangga.
Tak hanya itu, kerap sebagian wanita membayangkan keluarga yang ideal dan sempurna. Namun, dalam perjalananya hal tersebut tidak mudah diraih begitu saja. Perlu komitmen satu sama lain dalam membangun keluarga yang diimpikan.