JAKARTA (Suaramuslim.net) – Recep Tayyip Erdogan menang dalam pemilihan presiden Turki yang digelar pada Ahad (24/6). Erdogan meraih perolehan suara sebesar 52,55%, sementara lawan kuatnya Muharrem Ince memperoleh suara sebesar 30,67%.
Sementara itu calon presiden lain, Selahattin Demirtas meraih 8,36%, Meral Aksener meraih 7,3% suara, Temel Karamallaouglu raih 0,89% suara dan Dogu Perincek 0,2% suara. Dengan demikian Erdogan dinyatakan memenangkan Pilpres Turki dalam satu putaran.
Kemenangan Erdogan ini mendapat respon positif dari beberapa tokoh Indonesia salah satunya Ustadz Bachtiar Nasir (UBN). Menurut UBN gerakan-gerakan Islam di dunia sangat bersukacita atas kemenangan Erdogan.
“Saya melihat inilah yang paling nampak dari gerakan-gerakan Islam dunia yang merasakan keberuntungan dari kemenangan Erdogan ini karena ketegasan dan keberpihakan Erdogan berikut seluruh jajaran pemerintahannya terhadap pembebabasan Baitul Maqdis dari penjajahan zionis Israel dan sekutunya,” ujar UBN dalam pesan suara yang diterima Suaramuslim.net, Senin (25/6).
Namut menurut UBN, Erdogan juga tidak luput dari beberapa kritikan seperti sikapnya terhadap Fathullah Gullen dan para politisi yang menjadi lawan politik dari Erdogan.
“Saya kira itu sebuah dinamika yang menunjukkan kalau dia manusia biasa yang memiliki kekurangan, tetapi secara keseluruhan ini mungkin akan lebih baik bagi Turki dan bangsa Turki ke depan”, tambah UBN.
UBN juga berharap Erdogan mampu membentuk blok baru dunia dengan negara-negara Kaukasus, Balkan dan negara-negara di Asia Tengah.
“Yang mudah-mudahan dengan kekuatan kepemimpinan Erdogan setidaknya memberikan angin segar terbentuknya sebuah blok baru dunia yang dikumandangi oleh Turki”, katanya.
UBN juga meminta agar terpilihnya kembali Erdogan sebagai Presiden Turki dapat mempererat hubungan negara Indonesia dan Turki, yang bukan hanya antara pemerintahan dengan pemerintahan.
“Bukan hanya government to government, tetapi juga bisnis, people to people juga kerjasama culture“, pungkas UBN.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir