Suaramuslim.net – Indonesia mengalami persoalan serius terkait laju pertumbuhan penduduk. Dengan laju pertumbuhan 1,49% saat ini, penduduk bertambah 4,5 juta orang setiap tahun. Pertambahan jumlah penduduk itu sebanyak satu negara Singapura.
Sejak lima tahun lalu negeri ini sudah bertekad menekan laju pertumbuhan penduduk pada angka 1,1%. Salah satu cara ialah menggelorakan kembali program keluarga berencana. Di berbagai daerah dibangun kampung KB.
Namun, sejak diberlakukannya social distancing dan physical distancing di Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melaporkan adanya penurunan angka pemasangan alat kontrasepsi. Angka penurunan mencapai setidaknya hampir 50%.
Hal itu membuat kekhawatiran terhadap potensi angka kehamilan yang tinggi pasca pandemi corona akan menjadi fenomena baby boomers. Penurunan bukan hanya terjadi pada jumlah peserta KB tapi juga aktivitas kelompok kegiatan dan mekanisme operasional.
Ditambah juga saat ini pemerintah dengan melakukan perampingan anggaran di sejumlah kementerian untuk fokus pada penanganan Covid-19. Dikutip dari popmama, hal itu tentu berimbas pada pemangkasan anggaran BKKBN mencapai Rp408,6 miliar.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan pemangkasan anggaran tersebut berdampak pada pelayanan program KB yang berpotensi pada meningkatnya angka kematian ibu dan bayi serta jumlah stunting pada anak.
Angka penurunan pemasangan alat kontransepsi disebabkan pelayanan metode pemasangan alat kontrasepsi sangat intens kontak langsung dengan pengguna. Sedangkan pemerintah saat ini sedang memberlakukan peraturan social distancing dan physical distancing untuk menekan jumlah penyebaran virus corona.
Para peserta KB pun khawatir untuk berkonsultasi apalagi melakukan kontak dengan petugas. Menurut Sekretaris Jenderal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Budi Wiweko, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Beberapa di antaranya:
1. Mengganti kontrasepsi jangka pendek ke jangka panjang
Alat kontrasepsi jangka pendek berupa pil atau kondom sebaiknya diganti dengan alat kontrasepsi jangka panjang, seperti suntik implan atau IUD.
Suntik implan bisa bertahan hingga 3 tahun sedangkan IUP atau spiral bertahan hingga 5 tahun.
2. Pilih alat kontrasepsi mandiri
Jika tidak ingin beralih ke alat kontrasepsi jangka panjang, dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi yang dapat dilakukan sendiri. Contohnya adalah pil KB. Dengan cara ini, penambahan tingkat kehamilan bisa ditekan tanpa harus melakukan kontak dengan petugas medis yang menangani.
3. Manfaatkan edukasi melalui telekomunikasi atau telemedis
Hal yang bisa dilakukan berikutnya adalah memanfaatkan edukasi melalui telekomunikasi atau telemedis untuk menyediakan jasa konsultasi. Saat ini mengurangi aktivitas berkumpul di antara kerumunan orang adalah pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan diri.
Melakukan upaya program KB secara mandiri maupun mengurangi intensitas bertemu dengan petugas saat ini sangatlah penting. Mengingat dengan kondisi rumah sakit yang saat ini diprioritaskan untuk menangani kasus corona. Kondisi ibu hamil di tengah pandemi corona ini juga menjadi berisiko.
Oleh karena itu sangat disarankan kepada pasangan produktif untuk menunda kehamilan.