Argentina (Suaramuslim.net) – Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan perekonomian perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina, memperlambat laju perekonomian Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wapres RI Muhammad Jusuf Kalla (JK), Kamis sore (29/11), ketika ditanya wartawan di sela acara pertemuan tingkat tinggi G20, ketika makan siang bersama di Buenos Aires, Argentina (29/11/18).
Pertemuan tingkat tinggi G20 yang saat ini sedang dihelat di Buenos Aires, Argentina, akan fokus menemukan solusi masalah ekonomi akibat perang dagang kedua negara raksasa tersebut.
JK yang saat itu didampingi oleh Menkominfo RI Rudiantara, Wamenlu RI Abdurrahman Mohammad Fachir dan Dubes Indonesia untuk Argentina Niniek Kun Naryatie menyebut bahwa misi Indonesia pada pertemuan G20 adalah agar membuat perdagangan dunia menjadi lebih baik.
“Yang perlu dipahami bersama adalah kunci dari permasalahan ekonomi saat ini bagaimana mencari jalan keluar dari perang dagang antara dua raksasa ekonomi yakni Amerika dan Tiongkok. Diakui, perang dagang keduanya menyebabkan ekonomi dunia melambat termasuk di Indonesia,” ujar JK.
“Akibat perang dagang ini sekarang saja harga-harga komoditas dunia menurun karena permintaan barang-barang produksi juga menurun khususnya di China yang menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia,” lanjutnya.
Karena itu, jika tidak segera dicarikan solusi, JK menegaskan akan ada korban dari negara lain yang sebenarnya tidak ikut campur dalam perang dagang ini. Negara-negara lain yang selama ini bekerjasama dengan dua negara adidaya tersebut misalnya, juga terkena efek negatif dari melemahnya perekonomian dunia.
Namun JK melihat bahwa angin perubahan positif sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedatangannya. Tanda pertama, adalah kegagalan pencapaian kesepakatan pada pertemuan APEC 2018 di PNG. Hal ini memberikan pesan kewaspadaan pada semua negara khususnya anggota G20, bahwa, di pertemuan kali ini, kesepakatan harus diraih bersama untuk ekonomi yang lebih baik.
Kedua, Amerika mulai menunjukkan sikap dan kemauannya untuk bekerjasama dengan negara lain. Baru-baru ini misalnya, pemerintah Amerika mulai membangun komunikasi kembali dengan Kanada dan Meksiko terkait potensi dijalankannya kembali perjanjian dagang antara negara-negara di Amerika Utara atau yang selama ini dikenal dengan NAFTA.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir