Suaramuslim.net – Di era moderen ini barang kali banyak kaum muda yang melupakan momen penting dalam sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia disingkat (NKRI) dengan Mosi Integral M. Natsir.
Peneliti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hadi Nur Ramadhan mengatakan, Mosi Integral Natsir diprakarsai oleh pemimpin Partai Masyumi, Mohammad Natsir. Mosi ini muncul ketika Natsir merasa hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda tahun 1949 yang tidak memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Pasalnya, dalam KMB itu bentuk pemerintah Indonesia merupakan Republik Indonesia Serikat disingkat (RIS). Negeri ini dibagi-bagi menjadi 16 negara. Dikutip dari buku berjudul Mohammad Natsir Sebuah Biografi halaman 201-202, negara bagian tersebut meliputi: 1. Republik Indonesia di Yogyakarta, 2. Indonesia Timur, 3. Negara Dayak Besar, 4. Negara Borneo Tenggara, 5. Negara Borneo Timur, 6. Negara Borneo Barat, 7. Negara Banjar, 8. Negara Bengkulu, 9. Negara Beliton, 10. Negara Riau, 11. Negara Sumatra Timur, 12. Negara Madura, 13. Negara Pasundan, 14. Negara Sumatra Selatan, 15. Negara Jawa Timur 16. Negara Jawa Tengah.
Natsir melihat sistem ini seperti langkah Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.
“Pak Natsir waktu itu melihat ini adalah cara Belanda menjajah kembali untuk yang kedua kalinya karena faktanya KMB itu Indonesia sangat dirugikan,” ungkap Hadi di laman JawaPos.com, Selasa (3/4/2018).
Selain itu kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1948 atau yang dikenal sebagai Peristiwa Madiun, juga turut memancing keprihatinan Natsir bahwa ketidakadilan telah menyelimuti negeri ini.
Berangkat dari situ, Natsir kemudian menyampaikan pemikirannya kepada para tokoh nasional kala itu, seperti Presiden Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta. Saat itu Natsir mengusulkan agar negara bagian RIS berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal itu diutarakan Natsir di depan parlemen pada tahun 1950. Hingga akhirnya peristiwa itu dikenal dengan istilah Mosi Integral Natsir.
Dengan izin Allah dan usaha keras Natsir dalam melobi negara-negara bagian agar menjadi satu kesatuan dari NKRI, akhirnya pada tanggal 3 April 1950 ia menyampaikan pidato yang bersejarah dalam Sidang Parlemen RIS. Natsir mengajukan gagasan, semua negara bagian, bersama-sama mendirikan negara kesatuan melalui prosedur parlementer.
Mosi Integral itu diterima dengan suara bulat oleh semua Fraksi di Parlemen RIS dengan memutuskan Pemerintah harus segera mengambil inisiatif penyelesaian persoalan yang terjadi dengan cara integral.
Kemudian Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta menyatakan, “Mosi Integral Natsir kami jadikan sebagai dasar untuk penyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.”
Bagi kita generasi milenial, penting mengingat sejarah para tokoh nasional sehingga kaum muda kususnya dapat belajar dari peristiwa historis perjuangan terbentuknya NKRI dan menjadikan motivasi ikut serta menjaga apa yang telah diwariskan oleh para pendahulu berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.
Saat melantangkan NKRI harga mati, ingatlah Natsir dalam benak kita, anak muda!
Muhammad Agung Setiawan
Mahasiswa STID Muhammad Natsir
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net