Suaramuslim.net – Saya lahir di sebuah kampung kecil bernama Desa Tanabangka, di mana kehidupan serba sederhana dan nilai-nilai agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Almarhumah ibu saya, sosok yang tangguh dan lemah lembut, selalu ada di samping saya dengan kasih sayang dan dukungan tak terbatas. Begitu juga almarhum ayah saya, dengan prinsip dan karakter yang kuat, tidak pernah berhenti mendidik saya dan saudara-saudara saya untuk menjadi generasi yang tangguh dan kuat dalam menghadapi kehidupan.
Tumbuh dalam lingkungan yang agamis, saya diajarkan untuk mengutamakan nilai-nilai spiritual dan moral dalam setiap aspek kehidupan. Saya juga diajarkan menjadi manusia yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, sehingga saya dapat menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri walaupun itu terkadang pahit untuk dilalui.
Saya menempuh pendidikan di sekolah agama dan sekolah umum, serta menuntaskan pendidikan di perguruan tinggi (S1 dan berijazah asli) yang membekali saya dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengarungi kehidupan ini.
Setelah menyelesaikan pendidikan, saya mulai bekerja di sebuah perusahaan lokal di kota Makassar. Dua tahun kemudian, saya pindah kerja ke salah satu perusahaan milik asing (PMA) ternama di dunia pada usia 23 tahun. Di perusahaan tersebut, selama kurang lebih 16 tahun saya mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan keterampilan saya.
Tidak cukup sampai di perusahaan tersebut, berjalannya waktu, saya terus melangkah menjadi seorang profesional, lewat kontribusi dengan performance terbaik di beberapa perusahaan, alhamdulillah atas izin Allah, saya dapat mengarungi kepulauan Nusantara dari kota ke kota dan dari pulau ke pulau.
Belajar dari keragaman budaya Nusantara
Alhamdulillah, saya telah diberikan kesempatan untuk tinggal di lima pulau yang berbeda di Indonesia, yaitu Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Bali, Pulau Jawa, dan Pulau Sumatera.
Setiap pulau memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, yang tidak hanya memperkaya pengalaman hidup saya, tetapi juga membentuk perspektif saya tentang kehidupan, kebudayaan, dan keimanan.
Di Pulau Sulawesi yang merupakan pulau kelahiran saya, saya terpesona dengan kulinernya yang selalu membuat ketagihan, keindahan alamnya yang luar biasa, dari pegunungan yang menjulang tinggi hingga pantai-pantai yang indah.
Pulau ini memiliki banyak navigator andal di lautan yang disebut pelaut andal dengan kekuatan dan keberanian yang tidak pernah surut. Lebih dari itu, saya dapat melihat dan merasakan bagaimana nilai-nilai Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sulawesi.
Di Pulau Kalimantan, saya merasakan kehangatan masyarakat lokal yang ramah dan terbuka. Saya memiliki kesempatan untuk belajar tentang kehidupan hutan tropis dan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Saya juga dapat menyaksikan langsung keindahan alamnya, seperti Sungai Mahakam yang megah dan air terjun yang indah serta keindahan sungai-sungai lainnya seperti Sungai Barito dan Sungai Kapuas. Di sini, saya melihat bagaimana masyarakat Kalimantan hidup berdampingan dengan alam dan menjaga kelestariannya, sesuai dengan ajaran Islam tentang pentingnya menjaga alam.
Di Pulau Bali, saya tinggal di pulau ini kurang lebih enam tahun. Saya terpesona dengan keindahan alam dan budayanya yang kaya. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Hindu, saya dapat melihat bagaimana nilai gotong royong yang sangat kuat, nilai toleransi dan kerukunan antar umat beragama terwujud di pulau ini.
Saya dapat menyaksikan langsung keindahan pantai-pantai yang indah serta keindahan alamnya, seperti Gunung Batur dan Danau Batur.
Di Pulau Jawa, saya dapat merasakan getaran sebagai pusat ilmu, sejarah dan budaya yang kaya, serta kekuatan keislaman yang mendalam. Saya memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan melihat bagaimana Islam telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa.
Bahkan pulau ini, sudah menjadi bagian dari hidup saya bersama keluarga (istri dan anak), saya bertumbuh menjadi santri yang terus belajar dari banyak ulama di pulau ini, juga menjadi pelayan umat di beberapa masjid, salah satunya di masjid yang menjadi ikon kota surabaya.
Di pulau ini, saya juga mengabdikan diri di beberapa yayasan atau lembaga pendidikan Islam sebagai bagian kontribusi saya dalam mencetak generasi Qur’ani, generasi yang berkarakter dan berintegritas serta generasi yang siap menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
Di sisi lain, di pulau Jawa ini, saya juga dapat menikmati kuliner yang lezat dan beragam, seperti nasi pecel, nasi goreng, soto dan gado-gado, yang merupakan bagian dari budaya kuliner Indonesia.
Di Pulau Sumatera termasuk di dalamnya Banda Aceh, saya terpesona dengan keindahan alamnya yang luar biasa, dari Danau Toba yang indah hingga Gunung Sinabung yang menjulang tinggi. Saya juga memiliki kesempatan untuk belajar tentang keberagaman, budaya dan tradisi lokal.
Di pulau ini, saya juga melihat bagaimana nilai-nilai Islam menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sumatera dan Banda Aceh, seperti dalam pelaksanaan shalat berjamaah, perayaan Idulfitri dan Iduladha serta di dalam berniaga dan bermuamalah.
Perjalanan saya di lima pulau ini telah mengajarkan saya banyak hal tentang keimanan, kehidupan dan kebudayaan.
Saya belajar tentang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dengan memperkuat iman dan akhlak, adab serta moral sebagai seorang muslim. Saya juga belajar bahwa meskipun kita berbeda-beda, namun kita semua memiliki kesamaan dalam hal memegang teguh nilai-nilai dan prinsip hidup.
Saya juga belajar memahami bahwa keanekaragaman budaya dan alam Indonesia adalah sebuah kekayaan yang patut disyukuri dan patut kita banggakan, serta menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan untuk kehidupan yang harmonis dan sejahtera.
Saya juga belajar untuk menjadi insan yang tangguh dan kuat dalam menghadapi tantangan hidup, belajar untuk menghargai nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai sosial serta persaudaraan, dan selalu belajar untuk terus berusaha menjadi manusia yang bermanfaat dan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan.
MasyaAllah begitu indahnya alam Indonesia, nikmat luar biasa yang Allah berikan.
Salahuddin Hanafi

