SURABAYA (Suaramuslim.net) – Jagat sastra kembali berduka. Ungkapan yang tepat atas kepergian Hamsad Rangkuti. Sastrawan Indonesia yang lahir di Titikuning, Sumatera Utara, 7 Mei 1943 menghembuskan nafas terakhir pada Ahad, 26 Agustus 2018 di rumah duka Depok, Jawa Barat. Jenazah di makamkan di pemakaman umum yang terletak di Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat.
Penerima penghargaan Khatulistiwa Literary Award (2003) berjuang dengan penyakit prostat, jantung dan stroke. Mengalami koma selama tiga bulan. Pernah dirawat di RSUD Depok dan RS Siloam.
Sebuah Nyanyian di Rambung Tua, cerpen pertama beliau. Ditulis tahun 1959. Tahun 1980 menjuarai dalam Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 1980 atas novel berjudul Ketika Lampu Berwarna Merah. Novel tersebut bercerita tentang nasib gelandangan dan kaum tergusur di Jakarta.
Suami dari Nurwindasari pernah mendapat penghargaan Southeast Asian Writers Award tahun 2008.
Ucapana belangsungkawa berdatangan dari teman sejawat sesama sastrawa juga umum.
Saya turur berduka cita yang mendalam, ucap Sutardji Coulzoum Bachri.
Selamat jalan kawan, karyamu kan kami kenang, ucapan dari beberapa group whatsapp sastra seperti Ruang Sastra dan Warkop Sastra.
Reporter: Muslih Marju
Editor: Oki Aryono