Suaramuslim.net – Setelah melakukan aktivitas seharian, seseorang perlu untuk mengistirahatkan sejenak agar badan kembali fit esok harinya. Mengistirahatkan anggota tubuh yang dimaksud di sini adalah tidur. Tidur cukup dan serta posisinya benar akan mengembalikan seluruh energi yang terkuras seharian.
Berbicara mengenai aturan posisi tidur, Nabi Muhammad saw. mengajarkan umat Islam agar berbaring di lambung kanan. Dalam sebuah hadits, Rasul bersabda yang artinya, “Jika kalian hendak tidur di pembaringan, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah kamu dengan berbaring di lambung kananmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Apa yang disunnahkan oleh Rasul ribuan tahun silam itu kini bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Beberapa ilmuwan dari negara-negara luar berhasil mengungkap rahasia dibalik Sunnah Rasul itu. Misalnya saja larangan tidur dengan posisi tengkurap. Abu Hurairah ra. meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. bahwa beliau pernah melihat seorang pria yang sedang tidur dengan posisi tengkurap, lalu Nabi bersabda, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya.”
Rupanya larangan posisi tidur tengkurap tersebut berkaitan dengan kesehatan seseorang. Dr. Zafir al-Attar menyatakan bahwa orang tidur tengkurap selama periode tertentu akan mengalami sesak nafas. Kesulitan bernafas ini disebabkan karena seluruh berat badan menekan ke arah dada, sehingga menghalanginya untuk merenggang dan berkonstraksi saat bernafas. Kondisi ini juga bisa menyebabkan supan oksigen menjadi berkurang sehingga berpengaruh terhadap kinerja otak dan jantung.
Pernyataan Dr. Zafir al-Attar juga diperkuat oleh penemuan peneliti dari Australia. Peningkatan kematian pada anak-anak tiga kali lebih besar ketika mereka tidur secara tengkurap. Begitu juga dengan majalah Times yang mempublikasikan penelitian di Inggris yang menunjukkan tingkat kematian tinggi pada anak-anak yang tidur dengan posisi tengkurap.
Sementara itu jika seseorang tidur dengan posisi terlentang, memungkinkan masuknya udara lewat mulut. Menurut Dr. Zafir al-Attar posisi tidur terlentang akan menyebabkan orang tersebut bernafas melalui mulutnya. Ini karena rahang bawah regang, sehingga mulut akan terbuka. Padahal seperti kita tahu bahwa alat pernapasan manusia adalah hidung, bukan mulung. Melalui hidung pula segala kotoran yang dibawa oleh debu akan disaring oleh bulu-bulu halus dan lendir. Orang yang bernafas melalui mulut rentan terkena penyakit flu dan rongga mulut menjadi kering, sehingga menyebabkan gusi radang.
Ketiga, tidur dengan posisi miring ke kiri. Pola ini akan berdampak buruk pada organ jantung. Saat seseorang tidur dengan posisi miring kiri, paru-paru bagian kanan yang ukurannya besar akan menekan jantug. Sehingga ini akan berdampak pada kinerja jantung, khususnya bagi orang lanjut usia.
Dan ternyata posisi tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. adalah tidur dengan posisi miring ke kanan. Dengan pola ini, jantung hanya terbebani oleh paru-paru kiri yang berukuran kecil. Secara medis, posisi tidur miring ke kanan memiliki beberapa manfaat baik untuk kesehatan tubuh, diantaranya:
-
Mengurangi beban jantung
Posisi tidur miring kanan di atas lambung menyebabkan distribusi darah ke tubuh berjalan rata serta meringankan aliran keluar masuk darah dari jantung. Aliran darah yang rendah mengakibatkan denyut jantung akan melambat dan tekanan darah juga menurun.
-
Meningkatkan pengosongan kandung empedu, pankreas
Posisi miring ke kanan bisa meningkatkan keluaran getah pankreas. Aliran chrime yang lancar menyebabkan peningkatan cairan empedu yang keluar. Sehingga, akan mencegah pembentukan batu kandung empedu.
-
Merangsang Pembuangan Kotoran (BAB)
Kondisi badan yang sehat salah satunya ditandai dengan lancarnya BAB. Makanan yang kita makan tiap hari pasti akan menyisakan sisa kotoran, sehingga perlu dikeluarkan agar tidak mengganggu tubuh akibat timbunan kotoran tersebut. Nah, posisi tidur yang dianjurkan Nabi ternyata berpengaruh pada proses pencernaan makanan dalam tubuh, sehingga memperlancar BAB.
Penelitian mengungkapkan, posisi tidur menyamping ke kanan menjadikan usus mudah mencerna makanan dalam waktu 2,5 hingga 4,5 jam. Sementara untuk posisi tidur yang lain, makanan baru selesai dicerna setelah 5 sampai 8 jam.
-
Penyerapan gizi optimal
Pergerakan usus meningkat saat seseorang dalam kondisi tidur. Posisi tubuh dengan posisi miring ke kanan menyebabkan perjalanan makanan yang selesai dicerna dan diserap bertahan lebih lama. Itu karena posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lama ini memungkinkan penyerapan yang optimal. Jadi penyerapan gizi-nya lebih sempurna.
-
Mengistirahatkan otak kiri
Tidur posisi miring kanan bisa mengistirahatkan otak. Kita tahu bahwa otak bagian kiri menjadi saraf segala aktiftas. Dengan pola tidur yang benar ini, sirkulasi darah dalam otak tetap berjalan lancar. Sebab jika sirkulasi darah tidak lancar atau lambat berpotensi timbulnya bahaya seperti pengendapan bekuan darah, peningkatan kecepatan atherosclerosis, lemak, asam sisa oksidasi atau penyempitan pembuluh darah.
Kontributor: Siti Aisah
Editor: Oki Aryono