Suaramuslim.net – Human Rights Watch meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membentuk sebuah tim pemantau dan menempatkan mereka di Ghouta Timur, dekat ibukota Suriah Damaskus. Pihaknya mengkhawatiran pemerintah Suriah menggunakan metode ilegal dalam serangannya terhadap daerah-daerah yang dikuasai kelompok oposisi.
“Dewan Keamanan PBB harus segera meminta tim pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa diberi akses segera ke wilayah Ghouta Timur, yang sekarang berada di bawah kendali pemerintah” jelas Human Rights Watch dalam rilisnya.
Di antara tugas dari pemantau PBB adalah mendokumentasikan kejahatan terhadap rakyat sipil yang dilakukan militer. Kehadiran pemantau PBB juga dapat menghalangi setiap pelanggaran lebih lanjut. Kemudian tugas pemantau PBB adalah mengunjungi lokasi tempat pemerintah mentransfer penduduk Ghouta timur, karena ada kekhawatiran serius mengenai perlakuan militer terhadap mereka.
Wakil Direktur Middle East Human Rights Watch, Lama Fakih mengatakan Dewan Keamanan PBB tidak bisa hanya menjadi penonton, sementara aliansi militer Suriah-Rusia memusnahkan Ghouta Timur. “DK PBB harus bertindak untuk menghentikan serangan yang tidak sah ini” tegasnya.
Bahkan Lama Fakih mensinyalir Rusia mencoba melindungi pemerintah Suriah dengan mencegah tindakan Dewan Kemanan PBB dengan hak veto, dan Majelis Umum PBB harus segera mengirimkan pemantau untuk warga Ghouta.
“Selama berminggu-minggu orang-orang ini mengalami kelaparan dan pemboman dan sekarang mereka berisiko tertahan dan bahkan terancam dieksekusi”, tambahnya.
Tercatat sejak 19 Februari 2018 di Ghouta Timur sekitar 400.000 warga sipil diserang oleh aliansi militer Suriah-Rusia. Pasukan pemerintah Suriah telah mengelilingi Ghouta Timur sejak 2013, yang membatasi akses terhadap bantuan kemanusiaan dan mencegah warga sipil untuk pergi. Menurut United Relief Office di Ghouta Timur, setidaknya 1.699 orang telah terbunuh sejak 19 Februari.
Sumber: Middle East Monitor
Penulis dan Penerjemah: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir