BOGOR (Suaramuslim.net) – Tak banyak kegiatan yang Tasih lakukan di rumahnya yang ada di Desa Tajur Halang, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (13/8) lalu. Tasih sedang sibuk memarut singkong yang bakal diolah menjadi berbagai makanan tradisional. Olahan tersebut merupakan satu dari beberapa varian makanan yang Tasih jual dengan cara berkeliling permukiman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bertahun-tahun Tasih bertahan berjualan. Ia melakukan ini sejak sang suami meninggal dunia dan harus menghidupi tiga anaknya seorang diri. Tak ada warung untuk tempat Tasih menjajakan dagangannya. Selain mengandalkan keahliannya mengolah makanan, Tasih juga memaksimalkan tenaganya untuk berkeliling.
“Ya dari dulu selalu keliling buat jualan, dagangannya dibawa di kepala,” jelas Tasih.
Usaha yang dilakukan Tasih terbilang lancar. Walau tak mendapatkan untung yang besar, baginya uang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu yang setiap hari ia dapatkan dari hasil berjualan mampu untuk menyambung kehidupan serta modal untuk berdagang kembali. Sayang, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu membawa dampak yang cukup besar bagi Tasih. Kini, uang Rp20 ribu pun sangat sulit ia dapat, janda tiga anak itu pun selalu bingung mencukupi modal dagangannya kembali.
“Sekarang maunya ya kondisi normal lagi. Biar yang beli jualan saya ramai,” harap Tasih di pertengahan Agustus ini yang juga bertepatan dengan momen kemerdekaan RI.
Doa agar keadaan kembali membaik dan usaha bisa kembali dijalankan juga disampaikan Razaq, salah satu pelaku usaha mikro bidang fesyen di Jakarta Selatan. Menurut Razaq, pandemi membuat usaha sandang mulai ditinggalkan.
“Sebab saat ini orang banyak beralih ke usaha makanan. Karena itu, kami di sini terus berjuang dan berharap keadaan kembali membaik,” katanya.
Sementara itu, Tati, pelaku usaha mikro di bidang makanan ringan yang tinggal di Lenteng Agung berharap, setiap masyarakat turut berperan menjaga negeri terutama di tengah pandemi.
“Setiap orang punya peran yang penting. Masing-masing dari kita menjaga kesehatan agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lebih baik, termasuk usaha yang kami jalankan,” ungkap ibu dua anak itu. Ia amat bersyukur menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Sebagai pelaku UMKM, ia berharap memiliki kesempatan sebagai tolak ukur ekonomi pemerintah. Sejauh ini, ia juga bersyukur atas kesempatan yang hadir mendampinginya.
“Saya bisa masuk dalam komunitas pelaku usaha, dipertemukan dengan Sahabat UMI ACT dan mendapatkan pelatihan,” tutupnya.
Ayo sedekahkan sebagaian rezeki Anda melalui https://surabaya.indonesiadermawan.id/SahabatUMI atau melalui rekening: BNI Syariah 66 00000 153 dan MANDIRI 127 000 766 9623.
Reporter: Chamdika Alifa
Editor: Muhammad Nashir