Indonesia bebas korupsi, mimpi…?!

Survei LSI: 52 Persen Responden Sebut Korupsi Meningkat di 2018

Suaramuslim.net – “Bayangkan jika suatu hari Indonesia benar-benar bebas dari korupsi.”
Kalimat ini sering kita dengar, sering kita harapkan, tapi sayangnya lebih sering kita tertawakan. Karena bagi sebagian besar rakyat, Indonesia bebas korupsi masih terdengar seperti mimpi di siang bolong.

Bagaimana tidak? Hampir setiap hari, media menyiarkan berita pejabat tertangkap KPK. Mulai dari kepala desa, bupati, gubernur, anggota DPR, menteri, bahkan pejabat lembaga tinggi negara. Tidak ada jabatan yang imun dari jerat suap. Tidak ada wilayah yang steril dari sogok. Seakan-akan korupsi telah menjadi “budaya” yang diwariskan lintas generasi, lintas partai.

Korupsi itu dimulai dari diri

Mari kita renungi sejujur-jujurnya. Kita semua percaya bahwa korupsi bukan hanya soal pejabat tinggi. Ia berakar dari perilaku kecil yang kita anggap sepele. Mencontek saat ujian, titip absen kuliah, menyuap polisi ketika ditilang, atau main “uang rokok” ketika mengurus surat. Semua itu adalah benih korupsi. Jika benih itu terus disiram, jangan heran jika suatu saat tumbuh menjadi pohon raksasa bernama “mega korupsi”.

Jadi, Indonesia bebas korupsi bukan hanya pekerjaan KPK atau aparat penegak hukum. Itu pekerjaan seluruh rakyat, mulai dari rakyat jelata hingga presiden. Mulai dari tukang parkir hingga ketua partai. Mulai dari kita (yang menulis dan membaca esai ini).

Sindiran untuk bangsa

Kita sering berteriak “Hidup Indonesia bebas korupsi!” di spanduk, seminar, atau kampanye politik. Tetapi begitu ada kesempatan, banyak yang tergoda. Seolah-olah kita semua sedang bermain drama: berjanji setia pada naskah antikorupsi, tapi diam-diam mencatat adegan tambahan untuk kepentingan pribadi.

Tidak sedikit pejabat yang ketika dilantik berbicara lantang soal integritas, tapi akhirnya ditangkap tangan karena menerima suap dalam plastik hitam. Rakyat pun sering bersikap sama: di depan mengecam korupsi, tapi di belakang ikut menikmati fasilitas “jalan pintas” dengan uang. Maka wajar jika banyak yang menyebut: Indonesia bebas korupsi hanyalah mimpi.

Dari mimpi jadi kenyataan

Namun, bukankah sejarah bangsa ini lahir dari mimpi? Dulu, merdeka dari penjajah juga dianggap mimpi. Tetapi dengan tekad, darah, dan air mata, mimpi itu berubah menjadi kenyataan.

Begitu pula dengan mimpi bebas korupsi. Ia akan tetap menjadi utopia jika hanya dipajang dalam pidato. Tapi ia bisa jadi realita jika setiap individu berkomitmen. Presiden menolak untuk korupsi. Menteri menolak untuk korupsi. DPR menolak untuk korupsi. Polisi menolak untuk korupsi. Gubernur, walikota, bupati menolak korupsi. Dan rakyat kecil juga menolak untuk korupsi.

Gus Dur pernah berpesan: “Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.” Jika pesan ini dihayati, maka kita akan sadar: korupsi bukan sekadar melanggar hukum, tapi mengkhianati kemanusiaan.

Saatnya bangun

Indonesia bebas korupsi memang terdengar seperti mimpi. Tetapi mimpi ini bisa jadi alarm, alarm jam beker raksasa yang membangunkan bangsa dari tidur panjang ketidakjujuran.

Jika kita terus bermimpi tanpa bangun, korupsi akan tetap jadi warisan. Tetapi jika kita bangun dan bergerak, mimpi itu bisa menjadi kenyataan. Mungkin tidak hari ini. Mungkin tidak besok. Tetapi setiap langkah kecil kejujuran akan menambah jalan menuju Indonesia yang benar-benar merdeka: merdeka dari korupsi.

Indonesia bebas korupsi: mimpi? Ya. Tapi mimpi yang harus diperjuangkan. (Salam Anti Korupsi).

Ulul Albab
Ketua ICMI Jawa Timur

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.