Suaramuslim.net – Indonesia dalam kondisi darurat. Fenomena Fatherless Country telah melabeli negeri kita. Fenomena dimana Ananda kehilangan sosok Ayah dalam keluarga.
Fatherless menurut Bendri Jaisyurrahman seorang pakar parenting mengartikannya sebagai suatu kondisi dimana ayah hanya secara biologis namun tidak hadir secara psikologis dalam jiwa anak. Mengetahui hal tersebut sudah selayaknya bagi para Ayah menghadirkan perannya kepada Ananda dalam jiwanya.
Kemudian, dalam mengasuh Ananda bukan hanya seorang Ibu yang diperlukan, namun Ayah juga memiliki peran penting dalam kehidupan Ananda. Tak perlu Ayah menjadi seorang superdad atau Ayah yang serba bisa. “Untuk menjadi seorang Ayah, tidak perlu menjadi multitasking.” ujar Cicilia Evi, seorang psikolog dari National Hospital Surabaya.
Sementara itu, dalam Islam sendiri peran Ayah adalah menjaga keluarga agar tidak terjerumus ke dalam Neraka seperti tersirat dalam Al Quran surat At Tahrim: 6 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu…” Islam sudah mengatur peran Ayah sedemikian rupa. Dengan begitu sudah kewajiban bagi para Ayah untuk memelihara keluarganya dengan berpartisipasi dalam mendidik Ananda.
Di sisi lain, Bendri Jaisyurrahman lebih lanjut mengatakan bahwa jika Ayah tidak menjalankan perannya dalam mendidik Ananda, peran Ayah akan menjadi sempit. Sebatas memberi nafkah dan memberikan izin untuk menikah. Oleh karenanya, Ayah harus memahami bahwa ia juga memiliki peran untuk Ananda seperti yang sudah tertuliskan dalam surat Al Quran.
Lalu, data dari Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa 85% dari anak-anak yang menunjukkan penyimpangan perilaku berasal dari rumah yang tak ada sosok Ayah di dalamnya. Tentu, seorang Ayah sebagai muslim yang baik dan mengaku beriman kepada kitab-Nya tidak mau bahwa Ananda memiliki penyimpangan perilaku ke depannya.
Sementara itu, tentu banyak dampak-dampak terhadap Ananda dari kekurangan kasih sayang oleh seorang Ayah. Salah satunya adalah penyimpangan orientasi seksual. Ketidakhadiran sosok Ayah dalam Ananda dapat menjerumuskan Ananda dalam perilaku homoseksual seperti dikatakan oleh Arie Rihardini Sundari dan Febi Herdajani seorang pakar psikolog, dalam seminarnya berjudul “Dampak Fatherless terhadap Perkembangan Psikologi Anak”.
Karenanya, perilaku ini tentu sangat dilarang oleh Islam dan salah satu yang dapat menyebabkan keluarga terjerumus dalam api neraka. Jika Ayah tidak berperan dalam mendidik Ananda di dalam rumah, bukan tidak mungkin Ananda akan memiliki berbagai masalah penyimpangan perilaku.
Di sisi lain, homoksesual yang merupakan dampak dari kehilangan sosok Ayah dalam rumah telah dialami oleh salah satu artis tanah air, Jupiter Fortissimo. Dalam pernyataannya, ia mengaku bahwa perilaku gay yang ia miliki karena kehilangan sosok Ayah yang harusnya menjadi sosok maskulin bagi dirinya.
Dengan begitu, Ayah harus benar-benar memperhatikan dampak yang ditimbulkan kepada Ananda jika Ayah tidak ikut berperan dalam mendidik Ananda. Karena, tugas Ayah dalam Islam yang paling penting adalah menjaga keluarganya dari api neraka. Dengan membimbing Ananda dan menjadi teladan yang baik bagi Ananda.
Kontributor: Ilham Prahardani
Editor: Oki Aryono