Suaramuslim.net – Di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakadilan ekonomi global, muncul sebuah kelompok negara yang berusaha merombak struktur kekuasaan dunia yang ada. BRICS, sebuah singkatan yang menyatukan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, kini telah menjadi perhatian dunia, terutama setelah Indonesia resmi menjadi anggota penuh pada 2024. Kelompok ini bukan sekadar aliansi politik atau ekonomi, melainkan sebuah pergerakan yang mencoba menghadirkan perubahan yang lebih adil dalam percaturan global.
Artikel ini ingin membantu masyarakat untuk memahami dengan jelas tentang 5W dan 1H BRICS. Tentu di samping sebagai edukasi juga dimaksudkan untuk memberikan inspirasi dan kemaslahatan buat bangsa. Karena itulah salah satu tugas ICMI.
Latar belakang BRICS
Kelompok BRICS berawal dari ketidakpuasan negara-negara berkembang terhadap dominasi negara-negara Barat, terutama dalam sistem keuangan internasional dan pengaturan perdagangan global.
Sejak pembentukannya pada 2009, BRICS berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih seimbang. BRICS bukan hanya tentang ekonomi besar; ini adalah tentang representasi dari negara-negara yang tidak ingin sekadar mengikuti sistem yang sudah ada, namun ingin mengubahnya.
Pendirian BRICS didorong oleh motivasi yang lebih mendalam daripada sekadar kepentingan ekonomi. Negara-negara anggota memiliki kesamaan dalam posisi mereka sebagai kekuatan besar di kawasan masing-masing, tetapi sering terpinggirkan dalam keputusan global yang melibatkan organisasi besar seperti Bank Dunia, IMF, dan PBB. Mereka merasa diperlakukan tidak setara. Maka, dibentuklah BRICS untuk membawa suara negara-negara berkembang ini ke dalam forum internasional yang lebih besar.
Tentang BRICS
Apa itu BRICS? BRICS adalah aliansi lima negara besar yang sedang berkembang; Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang memiliki tujuan utama memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam tatanan ekonomi dan politik global. Kelompok ini bekerja sama dalam berbagai bidang, mulai dari perdagangan, investasi, hingga reformasi institusi global yang ada.
Siapa yang terlibat? Anggota BRICS terdiri dari lima negara yang memiliki potensi besar dalam perekonomian global. Brasil dan Rusia merupakan negara besar di kawasan masing-masing, India adalah negara dengan populasi terbesar dan ekonomi yang terus berkembang, China adalah ekonomi terbesar kedua dunia, sementara Afrika Selatan mewakili negara Afrika dalam kelompok ini. Terbaru, Indonesia bergabung sebagai anggota penuh pada tahun 2024.
Kapan BRICS dibentuk? BRICS pertama kali terbentuk pada 2009, meski sebelumnya hanya terdiri dari empat negara, yakni Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC). Pada 2010, Afrika Selatan bergabung, dan sejak itu nama kelompok ini berubah menjadi BRICS.
Di mana BRICS beroperasi? BRICS beroperasi di seluruh dunia dengan kegiatan utama di bidang perdagangan, investasi, dan diplomasi internasional. Setiap tahunnya, pertemuan puncak diadakan di negara anggota yang bergiliran. BRICS juga aktif dalam berbagai forum internasional, termasuk G20 dan PBB.
Mengapa BRICS dibentuk? BRICS dibentuk sebagai respons terhadap ketidakadilan dalam sistem ekonomi global yang didominasi oleh negara-negara maju. Negara-negara anggota ingin memperjuangkan kebijakan yang lebih adil dalam perdagangan internasional, pengaturan sistem keuangan global, serta meningkatkan peran negara-negara berkembang di tingkat internasional.
Bagaimana BRICS beroperasi? BRICS beroperasi melalui pertemuan tahunan antar pemimpin negara anggota, serta pembentukan berbagai lembaga, salah satunya New Development Bank (NDB) yang fokus pada pendanaan proyek infrastruktur di negara-negara berkembang. Negara-negara anggota juga saling bekerja sama untuk memperkuat perdagangan bilateral dan memperluas akses pasar bagi negara-negara berkembang.
Tujuan dan motif BRICS
Tujuan utama dari BRICS adalah untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih adil, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga politik. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa telah lama mendominasi dunia dalam banyak aspek, termasuk pengaturan keuangan global, regulasi perdagangan, serta kebijakan luar negeri. BRICS hadir untuk mengoreksi ketidaksetaraan ini dan memberi suara yang lebih besar kepada negara-negara berkembang.
Secara khusus, BRICS berusaha untuk mengurangi ketergantungan negara-negara berkembang terhadap sistem keuangan internasional yang dikendalikan oleh institusi seperti Bank Dunia dan IMF. Dalam konteks ini, BRICS mencoba untuk memperkenalkan sistem perbankan alternatif yang lebih mengakomodasi kepentingan negara berkembang, seperti yang terlihat dalam pembentukan New Development Bank (NDB).
Di sisi lain, keberadaan BRICS juga menandakan kebangkitan globalisasi baru yang lebih inklusif. Globalisasi tidak lagi hanya milik negara-negara maju, tetapi juga negara-negara berkembang yang selama ini sering terpinggirkan. Dalam konteks ini, Indonesia sebagai negara anggota terbaru BRICS memiliki peran strategis dalam memperjuangkan hak-hak negara berkembang di kancah global.
Apa manfaat bagi Indonesia dengan masuk BRICS?
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS adalah sebuah langkah strategis yang harus dipahami dengan baik. Ini bukan sekadar peluang ekonomi, tetapi juga sebuah tantangan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang di tingkat internasional. Oleh karena itu, para cendekiawan Muslim, sebagai bagian dari komunitas intelektual yang berperan dalam menentukan arah kebijakan, harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang dinamika BRICS dan dampaknya bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.
Sebagai umat yang senantiasa berpegang pada prinsip keadilan dan kepemimpinan yang adil, kita diajarkan untuk tidak hanya mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga kepentingan orang banyak. BRICS adalah salah satu upaya untuk memastikan bahwa dunia ini lebih adil bagi semua, terutama bagi negara-negara yang selama ini terpinggirkan dalam percaturan global.
BRICS mengajarkan kita bahwa kekuatan ekonomi dan politik bukan hanya milik segelintir negara besar. Negara-negara berkembang, dengan sumber daya yang melimpah dan potensi manusia yang luar biasa, juga memiliki hak untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi besar dalam membentuk masa depan dunia.
Dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, kita tidak hanya memasuki sebuah kelompok ekonomi besar, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan global yang lebih adil dan merata.
Ini adalah panggilan bagi kita, khususnya para intelektual dan cendekiawan, untuk terus mengembangkan wawasan, memperkuat kolaborasi, dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Dunia yang lebih adil dimulai dari pemahaman yang lebih mendalam dan kerja sama yang lebih erat antara negara-negara besar dan kecil.
Ulul Albab
Akademisi Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Ketua ICMI Orwil Jatim