Suaramuslim.net – Setiap manusia pasti menginginkan akhir yang baik dalam hidupnya, kehidupan abadi di dalam surga.
Terbayang semua kenikmatan yang akan didapatkan oleh penghuni surga. Mulai dari makanan dan minuman, hingga kenikmatan lain yang tak terhingga. Namun, tahukah kamu terdapat kisah yang menceritakan tentang kenikmatan kunjungan penghuni surga kepada Allah.
Hadis ini dikutip dari buku Surga yang Allah Janjikan karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.
Diceritakan dalam sebuah hadis bahwa penghuni surga sangat menyukai hari Jum’at. Pada hari itu Allah memberikan tambahan kebaikan untuk hamba-Nya. Pada hari itulah bersemayam di atas singgasana-Nya. Pada hari itu pula Nabi Adam diciptakan, dan pada hari itu pula hari kiamat digelar.
Para peghuni surga pada dasarnya mereka akan bepergian dan mengunjungi Allah di sana.
Sebagaimana Abu Nua’im meriwayatkan hadis dari Syaiban Ibn Jisr, dari Farqad, dari Hasan, dari Abu Barzah al-Aslami dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Para penghuni surga juga bepergian dan berjalan-jalan sebagaimana kalian pergi mengunjungi raja di dunia. Mereka pergi mengunjungi Allah. Mereka mengetahui jadwal kunjungan kepada Allah.”
Abu Nu’aim mengatakan, bahwa hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Ja’far ibn Jisr ibn Farqad dari ayahnya.
“Ketika penghuni surga menempati surga, malaikat mendatangi mereka sembari berkata, ‘Allah memerintahkan kalian berkunjung kepada-Nya.’Para penghuni surga pun berkumpul. Allah mengundang Nabi Daud untuk mendendangkan tasbih dan tahlil. Setelah itu, ma’idatul khuldi dihidangkan.”
Kemudian para sahabat bertanya pada Rasulullah, apa itu ma’idatul khuldi.
Rasulullah menjawab, “Satu sisi meja hidangan yang lebih luas daripada Timur dan Barat. Di sana mereka diberi makanan, minuman, dan pakaian. Para penghuni berkata, ‘Yang belum kami nikmati hanyalah melihat Allah.’ Tiba-tiba Allah menampakkan Zat-Nya. Mereka pun bersujud. Allah berfirman, ‘Kalian tidak berada di tempat beramal. Kalian sedang di tempat pemberian karunia.”
Sebuah riwayat menyebutkan:
“Di surga ada pohon yang bernama Thuba. Jika tunggangan yang bagus berjalan di bawah bayangan naungannya, ia memerlukan waktu seratus tahun. Daunnya hijau. Bunganya kuning. Pelepahnya sutera. Buahnya perhiasan. Getahnya jahe dan madu. Kerikilnya yaqut merah dan zamrud hijau. Tanahnya kesturi. Rumputnya safran. Dari akarnya mata air sungai salsabil mengalir. Di bawah naungannya para penghuni surga bercengkrama.
Ketika mereka sedang berbincang-bincang di bawah pohon, malaikat datang. Wajah mereka terang benderang laksana lampu yang indah. Mereka memakai pakaian berwarna merah bercampur putih. Tak ada orang yang pernah melihat mereka. Mereka mengendari tunggangan yang terbuat dari Mutiara permata yaqut, dan beragam pehiasan.”
Para malaikat kemudian berkata kepada penghuni surga, ‘Allah mengirim salam untuk kalian, dan mengundang kalian untuk mengunjungu-Nya. Dia ingin melihat kalian, menyalami kalian, berbincang dengan kalian, dan menambah karunia kalian. Dialah pemilik rahmat yang maha luas, dan karunia yang besar.’
Akhirnya para penghuni surga segera mengendarai tunggangannya dan berjalan dalam satu barisan yang rapi, berjalan beriringan. Tak ada satu pun yang tertinggal. Setiap kali melewati pepohonan surga, buah-buahannya menjulur untuk mereka. Pepohonan juga memberi ruang untuk mereka di jalan, tak ingin menghalangi jalan mereka atau memisahkan mereka dari rombongan.
Sesampainya mereka di hadapan Allah, Allah pun menampakkan Zat-Nya Yang Maha Mulia. Dia memperlihatkan keagungan-Nya. Para penghuni surga berkata, ‘Ya Allah! Engkaulah keselamatan. Dari Mulah keselamatan. Engkaulah Zat yang patut diagungkan dan dimuliakan.
Allah berfirman, “Akulah keselamatan. Dari-Ku keselamatan. Akulah Zat yang patut diagungkan dan dimuliakan. Selamat datang hamba-hamba-Ku yang menjaga wasiat-Ku, memelihara janji-Ku, takut kepada-Ku, dan selalu menginginkan kebaikan dari-Ku.”
Para penghuni surga kemudian berkata, “Demi keagungan, kebesaran, dan ketinggian-mu! Kami belum memuliakan-Mu dengan pantas. Kami juga belum menunaikan semua hak-Mu. Karena itu, izinkan kami bersujud kepada-Mu.”
Setelah mengucap hal tersebut, Allah berfirman kepada para penghuni surga untuk menjawab.
“Telah Kucabut kewajiban kalian beribadah. Kuistirahatkan raga kalian. Selama ini kalian menghadapkan tubuh dan wajah kalian kepada-Ku, maka sekarang Aku akan memberi kalian kasih sayang dan karunia-Ku. Mintalah kepada-Ku apa pun yang kalian mau. Berharaplah pada-Ku, niscaya Aku mengabulkan harapan kalian. Hari ini Aku mengganjar kalian bukan karena amal kalian, melainkan karena rahmat-Ku, karunia-Ku, keagungan-Ku, kebesaran-Ku, dan ketinggian-Ku.”
Para penghuni surga menyatakan segala keinginan mereka. Bahkan ada yang meminta seisi dunia sejak diciptakan hingga dihancurkan.
Allah kemudian berfirman kepada mereka, “Kalian telah menyebutkan keinginan kalian dan telah Kurelakan permohonan kalian. Kuikutsertakan keturunan kalian bersama kalian. Kutambahkan apa yang kalian inginkan.”
Riwayat di atas tidak benar untuk dinyatakan bersambung hingga Nabi. Cukuplah perkataan itu dinyatakan sebagai perkataan Muhammad ibn Ali.
Wallahu a’lam.
Sumber: muslimahdaily