Suaramuslim.net – Islam sebagai agama rahmat secara nyata telah menerbarkan kasih sayangnya bagi seluruh alam, inilah agama rahmatan lil alamin. Termasuk dalam bagian rahmatnya adalah kepeduliannya dan sikap ramahnya terhadap anak-anak.
Islam memandang anak sebagai amanah yang harus dijaga. Menjaga amanah adalah bagian keimanan. Anak juga merupakan investasi terbaik masa depan yang harus dijaga. Sehingga Islam mewajibkan kepada umatnya khususnya bagi kepala keluarga untuk menjaga keluarga dan anak-anaknya dari api neraka.
Islam memiliki cara pandang tentang keramahan terhadap anak yaitu menegaskan anjuran untuk berbelas kasih sayang kepada anak-anak. Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi:
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرِنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Siapa yang tidak menyayangi orang yang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar di antara kami, maka ia bukan dari golongan kami.” (Abu Dawud).
Kalimat ini cukup tegas bahwa menyayangi anak-anak adalah bagian dari wajah Islam yang rahmatan lil alamin yaitu Islam yang ramah, Islam yang menebarkan kasih sayang, sehingga siapa saja yang tidak sayang terhadap anak-anak, mereka tidak masuk dalam golongan orang-orang penyayang sebagaimana Rasulullah sayang pada anak-anak.
Untuk mengetahui pandangan dan sikap Islam terhadap anak maka kita bisa menelusuri keramahan sikap Rasulullah dalam berinteraksi dengan anak-anak
Rasulullah saw suka bercanda dan bergurau dengan anak-anak. Mahmud bin Ar Rabi’ meriwayatkan: “Aku ingat Rasulullah menyemburkan air ke wajahku ketika aku berumur lima tahun, air tersebut beliau ambil dari sebuah ember.” (Al-Bukhari).
Rasulullah saw juga suka bermain-main dengan anak-anak. Suatu ketika beliau menyuruh anak-anak keluarga Al-Abbas (Abdullah, Ubaidillah dan lainnya) berdiri berjajar dan berkata kepada mereka, “yang menang lari menuju kepadaku akan mendapatkan sesuatu.” Merekapun balapan lari menuju beliau selalu mendarat di pangkuan beliau dan melompati punggung beliau, dan beliau jungkir balikkan mereka serta bermain-main dengan mereka.” (HR. Ahmad).
Perhatian Rasulullah terhadap anak-anak penuh dengan kasih sayang serta memberikan penghormatan selayaknya orang dewasa. Rasulullah adalah orang yang suka mengucapkan salam setiap kali berjumpa dengan anak-anak. Beliau juga suka mengusap-usap kepala anak-anak dengan kasih sayang serta mendoakannya. Menyentuh pipi mereka dengan lembut, biasa mencium anak-anak serta Rasulullah senang memberikan hadiah kepada mereka.
Bahkan ketika anak-anak melakukan kesalahan, Rasulullah membimbing mereka dengan cara penuh kelemahlembutan. Diriwayatkan dari Abu Rafi bin Amr Al Ghifari mengatakan, “Aku melempari pohon kurma milik orang Anshar dengan bebatuan. Kemudian mereka membawa aku kepada Rasulullah, beliau bertanya, “Nak, mengapa kamu melempari pohon kurma mereka? Aku menjawab karena lapar ya Rasulullah. Beliau bersabda, “Jangan melempari pohon kurma, tetapi makanlah apa yang jatuh dari pohon-pohon itu. Kemudian beliau mengusapkan tangan beliau kepalaku dan bersabda, “Semoga Allah mengenyangkanmu dan memuaskanmu.” (At-Tirmizi).
Inilah sosok pribadi Rasulullah yang sangat penyayang dan ramah kepada anak-anak. Ramah anak bukanlah semata suatu tempat atau lokal tertentu yang diperuntukkan sebagai tempat bermain bagi anak, melainkan sikap dan tindakan terhadap anak-anak.
Semua itu bermula dari nilai-nilai yang dibangun berupa kasih sayang dan panduan keimanan. Sehingga kampung ramah anak sejatinya adalah kampung yang masyarakatnya sadar bahwa membahagiakan anak-anak dan bersikap lemah lembut pada mereka haruslah hadir menjadi inspirasi dan motivasi untuk terus mewujudkan keramahan itu mulai dari diri, keluarga, lingkungan masyarakat yang hidup dengan penuh kasih sayang.