JAKARTA (Suaramuslim.net) – Mantan juru bicara ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto mengaku tidak heran apabila capres-cawapres 02 kalah di pemilihan presiden 2019. Menurutnya, 02 tidak akan dibiarkan menang lantaran dibelakangnya diisi oleh para ulama dan umat Islam.
Menurut Ismail, kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk berjuang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang kaffah.
“Terlepas dari kontroversi, artinya sudah ada pelajaran bahwa demokrasi menjadi jalan yang sempit bagi umat Islam,” katanya dalam diskusi yang bertajuk “Masa Depan Umat Pasca Pemilu” Kamis (18/7) di Aula DHN Gedong Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat.
Ismail berpendapat bahwa gerakan Aksi Bela Islam (ABI) yang meminta agar Mantan Gubernur DKi Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diadili awalnya adalah aksi umat Islam yang sebenarnya.
“Karena ABI ini yang diperjuangkan bukan hanya Islam tipis-tipis, tapi Islam yang kaffah karena yang dituntut umat adalah aksi Islam kaffah,” kata pentolan HTI yang status badan hukum ormasnya dicabut Menkumham ini.
Rezim Joko Widodo, menurutnya pasti menolak apabila disebut sebagai rezim yang anti Islam. Karena menurutnya, rezim Joko Widodo tidak pernah melarang orang untuk salat, puasa dan zakat.
“Mereka pasti menolak kalau disebut rezim anti Islam, makanya kita sebut rezim anti Islam kaffah, karena melarang yang ini tadi,“ tandasnya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir