Judul Buku : Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Leluhur
Pengarang : Mi Shoujiang & You Jia
Edisi Cetakan : Cetakan Pertama
Bulan/Tahun Terbit : Maret 2017
Tebal Buku : 154 Halaman
Suaramuslim.net – Apa yang terbesit di benak pembaca ketika ditanya mengenai Islam di China? Mungkin, ada yang ingat sosok legendaris muslim yang pernah berlabuh di nusantara, yaitu Laksamana Cheng Ho (1371-1433).
Beliau adalah seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok muslim terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433. Nah, kisah beliau yang cukup terkenal adalah sebagian kecil dari sejarah Islam di China.
Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak jejak Islam di China, maka disarankan membaca buku “Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Leluhur”. Buku ini merupakan terjemah dari “Islam in China”. Buku ini menjadi menarik untuk dibaca bukan saja karena penyajiaannya yang cukup proporsional mengenai jejak Islam di negeri Tirai Bambu. Lebih dari itu, buku ini ditulis langsung oleh penulis asal China: Mi Shoujian dan You Jia. Di samping itu, pembaca akan mengetahui secara ringkas bagaimana sejarah muslim Uighur yang sekarang sedang hangat-hangatnya. Dulunya tempat tinggal mereka disebut Turkistan Timur yang kemudian setelah dicaplok Rezim Komunis China diganti menjadi Xinjiang.
Dengan membaca buku ini, seakan pembaca diajak ikut menapaktilasi Islam di negeri China, perkembangannya dan persinggungannya dengan kondisi sosial dan budaya sekarang.
Buku ini terdiri dari lima bab. Pada bab 1, buku ini membahas penyebaran dan pengembangan Islam di Cina. Pembaca akan dibawa dengan sajian ringkas terkait masuknya Islam ke Cina, penyebarluasan Islam di Cina, sistem kehidupan keagamaan Islam dan Perkembangan Masjid di Cina serta pemusatan dan penyebaran Islam di wilayah pedalaman Cina.
Sementara itu, bab 2 membahas tentang nasionalisasi Islam di Cina. Dengan menelaah bab ini, pembaca akan mengetahui secara ringkas mengenai sepuluh kelompok minoritas (di antaranya Uighur) dan dua sistem yang diterapkan oleh Pemerintah Cina, kelahiran dan pertumbuhan sekte, pendidikan, masjid dan inisiasi nasionalisasi Islam di Cina.
Sedangkan bab 3 mengupas tentang Islam dalam Periode Republik Cina. Selanjutnya, Islam pada awal periode Cina baru dan Islam di Cina pada era baru.
Pada pertengahan abad ke-7, Islam sudah dikenalkan ke Cina. Setelah dikembangkan selama 1300 tahun, Islam telah mencapai lebih dari 20 juta pengikut di Cina. Ada yang unik dalam penyebutan umat Islam pada periode sejarah Cina. Pada masa Dinasti Tang (618-1949) Islam disebut “Dashi Jio”. Di masa Dinasti Ming (1368-1644), Islam disebut “Tian Jio Fang” atau “Hui Hui Jao”. Kemudian umat muslim dari berbagai etnis umumnya kemudian disebut Hui Hui sebagaimana Laksamana Chengho. Pada akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing (1616-1911), Islam disebut “Qingzhen Jiao”. Pada Periode Republik (1912-1949) disebut “Hui Jiao”. Setelah China Baru didirikan pada 1949, Islam disebut Islam dan dilarang menyebut istilah “Hui Jio”. Sejak saat itulah nama Islam sering digunakan di daratan Cina.
Di antara 56 kelompok etnis Cina, ada 10 etnis yang menjadikan Islam sebagai agama nasional mereka, yaitu etnis Hui, Uighur, Kazak, Dongxiang, Khalkha, Sala, Tajik, Uzbek, Ba’oan dan Tatar.
Dengan membaca buku ini juga, pembaca bisa mendapatkan informasi ringkas terkait pengaruh besar Islam pada kehidupan sosial Cina, terutama pada pembangunan sosial dan tradisi dan tradisi 10 etnis minoritas. Pengaruh mereka di Cina masuk pada perkembangan politik, ekonomi dan budaya.
Buku ini cocok dibaca bagi yang ingin mengetahui secara ringkas sejarah Islam dan kontribusinya di Cina. Namun, sisi kekurangannya adalah sejarah Islam di Cina yang berabad-abad itu hanya dibahas sepanjang 154 halaman, tentunya perlu penelitian dan penyajian yang lebih detail agar umat Islam lebih tahu ihwal saudara-saudara muslim di sana.
Akhirnya, peresensi mengucapkan selamat membeli bukunya dan selamat membaca. Tabik!