SURABAYA (Suaramuslim.net) – Sehari menjelang pemulangan terakhir, Sabtu (14/9), terdapat 14 kursi roda dan jemaah haji yang tertinggal di Debarkasi Surabaya.
Selain kursi roda, juga terdapat koper besar, air zamzam, Alquran, serta jaket jemaah haji yang tertinggal di Debarkasi Surabaya. Barang-barang tersebut merupakan barang jemaah haji yang tidak diambil maupun tidak terangkut oleh jemaah ketika tiba di gudang penerimaan Hall Mina dan Zaitun. Barang tercecer tersebut lantas disimpan petugas di Hall F Asrama Haji Debarkasi Surabaya.
Jamal, Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya menjelaskan barang tercecer tersebut hanya sebagian beridentitas lengkap. Sebagian lagi, tidak terdapat keterangan pemiliknya.
“Sampai saat ini, masih tersisa 14 kursi roda jemaah haji yang tertinggal di Asrama Haji, disimpan di Hall F. Barang tersebut ada yang terdapat identitas pemiliknya, ada juga yang tanpa nama,” tutur Jamal di Hall Mina saat menyambut jemaah haji kloter 83.
Jamal menambahkan, data dari bidang perbekalan menyebutkan hingga kloter 81, terdapat 387 koper besar, 240 tas tenteng, 51 kursi roda, 12 Alquran, serta 60 barang-barang kecil lainnya yang masuk dalam daftar barang tercecer. Barang-barang tersebut sudah kembali kepada pemiliknya menyisakan 14 kursi roda serta beberapa barang lainnya.
Terkait pengambilan barang tercecer tersebut, pihaknya aktif menginformasikan daftar barang tercecer pada petugas daerah sesuai identitas barang. Barang tersebut akan diambil oleh petugas daerah dengan menunjukkan surat tugas dan mengisi berita acara serah terima barang.
Ia menambahkan, barang juga dapat diambil langsung oleh jemaah haji ataupun keluarga bersangkutan dengan menunjukkan paspor asli jemaah haji di Debarkasi Surabaya.
Namun, tambahnya, setelah masa pemulangan selesai, barang tercecer tersebut akan dibawa ke Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur.
Selanjutnya, Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh akan menginformasikan kembali kepada petugas daerah agar segera mengambil barang tercecer di Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir