Jenderal Israel: Kita Kalah Hadapi Serangan “Balon Api” Hamas

Jenderal Israel: Kita Kalah Hadapi Serangan “Balon Api” Hamas

Hamas dan Israel sepakati gencatan senjata, foto: Dok. Istimewa

TEL AVIV (Suaramuslim.net) – Para jenderal dan pejabat Israel terus mengkritik pemerintahannya yang dinilai gagal mencegah serangan “balon api” para pejuang Palestina. Senjata sederhana itu menciptakan teror bagi Israel yang belum dapat diatasi.

Purnawiran jenderal Israel, Tzvika Fogel, mengatakan kegagalan pemerintah menghadapi serangan balon api berarti kemenangan bagi Hamas. Melalui ancaman balon-balon tersebut, dipaksa meneken kesepakatan yang mengharuskan tunduk pada persyaratan Hamas.

Fogel melanjutkan, kesepakatan itu sama saja memberi ruang pada Hamas untuk terus membunuh kita. Hamas saat ini mendapat suntikan dana melalui kesepakatan itu, memperluas wilayah penangkapan ikan di laut dan pasokan bahan bakar.

Ia menambahkan dalam wawancara dengan TV 7 Israel, yang dilansir Arabi21.com pada Senin (1/7), Israel tidak bisa membeli pencegahan Israel dengan uang. Karena jika terus menghadapi balon api Hamas dengan logika petugas pemadam kebakaran, Israel tidak akan pernah berhasil mencapai kemenangan atas mereka.

“Hamas mengeksploitasi kelemahan yang kita lihat sejak lama hingga saat ini. Semakin kita menunjukkan kelemahan ini, Hamas tidak akan menghentikan strateginya itu untuk memerangi kita,” ujar Fogel.

Mantan komandan wilayah selatan tentara Israel ini menjelaskan bahwa Hamas memahami lebih dari analis politik Israel mana pun. Mereka tahu bagaimana menggunakan beberapa indikator yang terlihat di panggung Israel, seperti kata pepatah ”ambil lemon Israel, dan buatkan jus yang diminta.” Hal ini mengharuskan para pemimpin politik Israel bersatu dan terjun bersama-sama ke militer untuk menghadapi Hamas.

Avigdor Lieberman, mantan menteri perang dan pemimpin Yisrael Beiteinu, juga turut melontarkan kritik tajam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah ditekennya kesepakatan baru-baru ini dengan Hamas.

“Kesepakatan ini merupakan perjanjian baru untuk menyerah kepada Hamas, yang elemen-elemennya tampaknya berhutang budi kepada Netanyahu karena menyediakan fasilitas ini. Pada akhirnya, balon peledak, bukan yang terbakar, mulai jatuh pada pemukim Israel dari Gaza,” kata Lieberman.

Pemerintah Israel, ia melanjutkan kritiknya, memilih jalan pelarian bukan respons terhadap serangan Palestina baru-baru ini. Serangan balon api telah menyebabkan hingga 100 kebakaran dalam satu pekan. Seolah-olah berbicara tentang 100 ledakan nuklir di Iran. Karena, mereka yang tidak dapat menghadapi balon api Hamas ini dengan perbuatan, bukan perkataan, niscaya mampu menghadapi nuklir Iran.

Jenderal Tal Bar-On, seorang pakar strategis, mengatakan bahwa balon api yang terus membakar permukiman meningkat dalam beberapa hari terakhir. Meskipun media Israel tidak lagi memberikan bahaya ini pada liputan mereka, tetapi kenyataannya masih terus mengancam.

Ia menegaskan bahwa kesepakatan dan kesepahaman terbaru antara Hamas dan Israel melalui Mesir tidak menghentikan balon api yang membakar ladang pertanian di Negev dan menimbulkan lebih banyak bahaya bagi para pemukim. Tak hanya lahan pertanian, balon-balon itu juga mengancam taman umum.

Israel kesulitan menghadapi balon dan layang-layang api yang digunakan pejuang Gaza untuk menyerang Israel. Strategi yang ditemukan tidak sengaja ini sulit dideteksi. Sistem pertahanan udara Israel pun tak mampu mencegahnya.

Balon dan layang-layang api mulai digunakan pejuang Gaza dalam beberapa tahun terakhir menyusul aksi protes berbulan-bulan di perbatasan Gaza-Israel. Pejuang sebelumnya tidak menyangka jika senjata sangat sederhana ini cukup merepotkan penjajah.

Sumber: Arabi21.com

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment