Kebakaran Los Angeles: Pelajaran dari bumi yang menggugat

Suaramuslim.net – Tepat pada Jumat, 10 Januari 2025, api besar melahap Los Angeles, Amerika Serikat. Ratusan rumah hangus, puluhan ribu orang terpaksa mengungsi, dan lebih dari sepuluh nyawa melayang. Tentu ini bukanlah kebakaran biasa. Ada yang menilai ini adalah peringatan. Ada yang menyebutnya hukuman. Siapa yang bisa menduga bahwa salah satu kota dengan kemewahan paling ikonik di dunia ini bisa luluh lantak oleh kobaran api?

Sebagian orang mungkin akan memandang kejadian ini sekadar bencana alam. Angin Santa Ana yang menggulung dari pedalaman menuju pantai, menyulut api yang telah lama menunggu. Kekeringan yang melanda wilayah tersebut juga turut berperan. Begitu banyak faktor alam yang bersatu padu. Namun, untuk orang yang sedikit lebih peka, kebakaran ini mungkin bukan sekadar musibah biasa. Ini adalah peringatan dari bumi, atau lebih tepatnya, peringatan dari langit.

Mengapa bencana seperti ini bisa terjadi? Kita tak bisa lepas dari kenyataan bahwa kita hidup di dunia yang penuh dengan ketidakadilan. Los Angeles, meskipun berkilau dengan gedung pencakar langit dan kemewahan, juga mencerminkan sebuah sistem yang tak adil.

Apa yang terjadi di Los Angeles seringkali tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di tempat-tempat lain yang jauh lebih terpencil, hanya saja dalam bentuk yang berbeda.

Di saat yang sama, ada cerita lain yang mengemuka, yaitu bahwa kebakaran ini adalah hukuman atas kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang seolah tanpa henti membiarkan ketidakadilan menggerogoti dunia, khususnya terkait dukungannya yang tak terbantahkan terhadap Israel.

Bukankah kita menyaksikan bagaimana dunia, khususnya Palestina, terzalimi bertahun-tahun? Bukankah selama ini dunia Barat menutup mata terhadap penderitaan bangsa-bangsa kecil yang hak-haknya diinjak-injak?

Kebakaran Los Angeles ini bisa saja menjadi simbol dari pembalasan alam terhadap mereka yang abai terhadap keadilan dan kemanusiaan. Mungkin ada yang merasa ini terlalu berlebihan. Tapi mari kita berpikir sejenak: apakah perasaan ngeri terhadap kebakaran ini bisa dibaca sebagai sebuah peringatan bahwa ketidakadilan akan membawa kerusakan lebih besar?

Ada pandangan yang berkembang bahwa kebakaran ini tidak terjadi semata-mata karena kekeringan atau angin kencang, tetapi juga sebagai refleksi dari tindak ketidakadilan yang tak pernah berujung. Amerika Serikat, dengan segala kekuatan militernya, seringkali mendukung kebijakan yang menindas bangsa-bangsa kecil. Salah satunya adalah kebijakan mereka yang terus mendukung Israel dalam pendudukan wilayah Palestina. Dunia melihat ketidakadilan ini, dan alam mungkin sudah mulai berbicara.

Pernahkah kita berpikir bahwa ketika sebuah negara besar membiarkan ketidakadilan berlangsung begitu lama, dampaknya akan terasa tak hanya di tingkat politik, tetapi juga di dunia nyata, dalam bentuk bencana yang menghancurkan? Ini bukan lagi sekadar masalah antara negara, tetapi juga soal tanggung jawab moral terhadap dunia yang lebih besar.

Di luar perdebatan politik dan sosial, ada pelajaran penting bagi kita semua, terutama Indonesia. Menurut saya paling sedikit ada empat pelajaran berharga yang bisa kita petik.

Tanggung jawab kita terhadap alam

Kebakaran ini mengingatkan kita pada betapa rapuhnya hubungan manusia dengan alam. Kekeringan, deforestasi (proses pengurangan atau penghilangan hutan secara besar-besaran), dan pemanasan global adalah realita yang harus kita hadapi.

Kita mungkin tidak berada di tengah-tengah kebakaran Los Angeles, tetapi Indonesia, dengan segala keindahan alam dan kerentanannya, juga menghadapi ancaman serupa. Kebakaran hutan, bencana alam, dan kerusakan lingkungan adalah konsekuensi dari kelalaian kita. Sebagai bangsa, kita harus belajar dari kebakaran ini untuk lebih serius menjaga kelestarian alam kita.

Konsekuensi sikap ketidakadilan global

Tidak bisa dipungkiri, kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang mendukung penjajahan Israel telah membuat dunia melihatnya sebagai pelaku ketidakadilan global. Kebakaran Los Angeles ini adalah simbol dari kerusakan yang ditimbulkan oleh ketidakadilan. Seperti api yang tidak bisa dikendalikan, ketidakadilan politik akan meluas dan membakar semuanya. Dunia harus belajar untuk menanggapi ketidakadilan dengan bijaksana dan tidak hanya mengandalkan kekuatan untuk menyelesaikan masalah.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana

Sebagai negara yang juga terletak di kawasan rawan bencana, Indonesia harus meningkatkan kapasitas dalam hal mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Kebakaran besar di Los Angeles ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, dan kita harus siap untuk itu. Infrastruktur yang lebih baik, sistem peringatan dini, dan pendekatan berbasis masyarakat harus menjadi fokus utama.

Keadilan sosial dalam kebijakan lingkungan

Penting untuk diingat bahwa keadilan sosial tidak terpisah dari keadilan lingkungan. Kita tidak bisa membicarakan keadilan sosial tanpa juga memperhatikan bagaimana kita berinteraksi dengan alam. Negara yang berpihak pada keadilan sosial harus turut serta dalam melindungi lingkungan, karena keduanya saling terkait. Kebakaran ini menunjukkan bahwa ketika ketidakadilan menggerogoti tatanan sosial, maka alam pun akan ikut menuntut hak-haknya.

Dapat dikatakan bahwa, kebakaran besar di Los Angeles ini bukan hanya soal api yang menghanguskan rumah-rumah atau angin yang membawa bara ke mana-mana. Tetapi bisa dilihat sebagai kisah tentang sebuah dunia yang mulai merasakan akibat dari keserakahan, ketidakadilan, dan kelalaian.

Sebuah kisah peringatan bagi kita semua untuk lebih peka terhadap alam dan terhadap keadilan. Karena seperti yang diajarkan oleh alam dan sejarah, ketidakadilan, meskipun tersembunyi di balik kekuasaan, pada akhirnya akan membawa kerusakan bagi semua pihak.

Kebakaran ini adalah momen untuk merenung. Mungkin sudah saatnya kita mulai menanggapi dunia dengan lebih bijaksana. Agar bencana seperti ini tidak hanya menjadi peringatan yang terlambat, tetapi juga panggilan untuk perubahan yang lebih baik.

Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur

Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan, dapat memberikan hak jawabnya. Redaksi Suara Muslim akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.