Suaramuslim.net – Di antara umat nabi yang lain, umat Nabi Muhammad merupakan yang paling pendek usianya di dunia. Sementara umat terdahulu bahkan dapat hidup hingga 1.000 tahun, mereka memanfaatkan waktu yang banyak tersebut dengan beribadah.
Lalu bagaimana dengan nasib umat Rasulullah? Apakah usia yang sebentar ini justru merugikan?
Rasulullah bersabda, “Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.” (At-Tirmizi).
Di balik usia umat Rasulullah yang pendek, Allah memberikan keistimewan bagi mereka. Bahkan keistimewaan tersebut membuat Nabi Adam iri.
Apa saja keistimewaan tersebut? Berikut ulasannya dilansir dari berbagai sumber.
Diceritakan dalam kitab Syarh Nashaihul Ibad, “Sesungguhnya Nabi Adam ‘Alaihissalam bekata, ‘Sesungguhnya Allah menganugerahi empat kelebihan yang tidak diberikan kepadaku.”
- Taubatku diterima hanya diterima di kota Mekkah. Sementara taubat umat Muhammad diterima di sembarang tempat alias di mana saja.
- Pada awalnya aku berpakaian, tetapi ketika aku berbuat durhaka kepada-Nya, maka Allah membuat aku telanjang. Sementara sebaliknya dengan umat Muhammad yang berbuat durhaka dengan telanjang, tetapi Allah tetap memberikan mereka pakaian.
- Ketika aku berbuat durhaka kepada-Nya, maka Allah langsung memisahkanku dengan istriku. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk umat Muhammad, mereka berbuat durhaka namun Allah tidak memisahkan mereka dengan pasangannya.
- Ketika aku berbuat durhaka di dalam Surga, aku dikeluarkan dari sana. Sementara sebaliknya bagi umat Muhammad, ketika mereka berbuat durhaka, justru dimasukkan ke dalam Surga apabila mereka bertaubat kepada-Nya.
- Jaminan dikabulkan doanya.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya Allah hanya mengambulkan doa dari para nabi saja. Sementara umat Muhammad dapat berdoa kapan dan di mana saja, dan Allah Subhanhu wa ta’ala akan mengambulkan doanya.
“Umatku telah diberi tiga perkara yang tidak diberikan kecuali kepada para nabi saja. Dahulu jika mengutus seorang nabi, Allah berfirman kepadanya, ‘Berdoalah engkau kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.’ Namun, untuk umat ini, Allah berfirman, ‘Berdoalah kalian, niscaya akan Aku kabulkan untuk kalian.”
- Ditutupi aibnya
Melansir laman NU Online, bahwasanya dahulu Bani Israil jika melakukan sebuah dosa kemaksiatan, maka akan dituliskan “Si Fulan telah melakukan perbuatan dosa ini dan itu. Sebagai tebusannya adalah ini dan itu,” yang digantungkan di pintu rumahnya. Tulisan ini dapat dibaca oleh siapa pun sehingga mereka yang melakukan dosa akan malu di hadapan umum.
Sementara umat Muhammad jika berbuat dosa atau maksiat, maka Allah akan menutupi aib tersebut hingga dia sendirilah yang membuka aib tersebut.
Rasulullah bersabda, “Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali muhajirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya. Padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut.” (Al-Bukhari dan Muslim).
- Mengampuni dosa yang dibatinkan
Allah akan memberi siksaan bagi Bani Israil yang berbuat dosa meskipun hanya dibatinkan, dan tidak dilakukan dengan anggota badan. Semantara bagi umat Muhammad, Allah tidak akan menghisab dosa yang dibatinkan di dalam hati.
“Barang siapa hendak melakukan kebaikan dan dia tidak jadi melakukannya, Allah telah mencatat di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna. Bila ia hendak melakukan kebaikan dan benar-benar melakukannya, Allah mencatat di sisi-Nya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan berlipat ganda banyaknya.”
“Jika ia hendak melakukan kejelekan dan tidak jadi melakukannya, Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan, dan kalau ia hendak melakuakn kejelekan kemudian benar-benar melakukannya, maka Allah hanya mencatat di sisi-Nya satu kejelekan.” (Al-Bukhari dan Muslim).
- Penangguhan siksaan di dunia
Umat terdahulu bila melakukan suatu kemaksiatan, maka Allah langsung serta merta menurunkan musibah dan azab kepada mereka. Sebut saja kisah umat Nabi Nuh, Nabi Hud, dan Nabi Luth yang ditimpa dzab mengerikan.
Namun, bagi umat Muhammad, azab tersebut ditangguhkan hingga hari akhir. Rasulullah memohon kepada Allah agar umatnya diberi kesempatan untuk bertaubat setidaknya hingga ajal menjemput mereka.
“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Fatir: 45).
- Umat pertama yang masuk Surga
Walaupun dilahirkan di akhir zaman, namun Allah memberi keistimewan bagi umat Muhammad sebagai umat pertama yang masuk Surga.
Rasululah bersabda, “Kami adalah umat terakhir, namun pertama pada hari kiamat. Kamilah yang pertama kali masuk surga. Walaupun mereka mendapatkan kitab suci sebelum kami dan kami mendapatkan kitab suci setelah mereka.” (Muslim).
Sumber: muslimahdaily