Suaramuslim.net – Menikah. Tentu kita tak lagi asing dengan kata satu ini. Membincangkan pernak pernik pernikahan memang tak pernah ada habisnya. Apalagi di kalangan anak muda. Jomblo fii sabilillah, sebutan bagi muslim muslimah yang belum menikah dan istiqomah tidak pacaran.
Menikah juga merupakan tali pengikat hubungan yang paling kokoh antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Dalam buku Agar Nikah Berlimpah Berkah yang ditulis Haidar Musyafa mengatakan keterikatan hubungan tersebut diikat untuk menjalin komitmen untuk hidup bersama, keinginan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada hanyalah tujuan mendapatkan keberkahan dan keridaan Allah.
Dengan adanya keberkahan dalam pernikahan, diharapkan rumah tangga yang terbangun akan menjadi pelita yang mencahayai kehidupan pasangan suami-istri, sehingga akan semakin dekat dengan Allah. Pernikahan yang barakah diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai Islam di dalamnya, dan jauh dari hal-hal yang dilarang-Nya, baik secara materiil maupun non materiil.
Nah, agar kita bisa memahami konsep pernikahan barakah, kiat-kiat apa saja sih yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pernikahan barakah:
- Niat
Seperti pesan Ustaz Mohammad Fauzil Adhim dalam sebuah forum kajian, jika ada delapan pertemuan kuliah pra nikah, kata beliau, hendaknya enam pertemuan membahas satu hal saja. Apa itu? Niat. Betapa hadis Ummar Bin Khatab yang selalu menempati urutan pertama dalam berbagai kitab hadis dan pembahasan menegaskan bahwa apa yang kita peroleh adalah apa yang kita niatkan. Innamal a’malu bin niyati, wa innama likullimrii-in maa nawaa
- Persiapan Ruhiyah (Spiritual)
Persiapan ruhiyah atau spiritual meliputi kesiapan kita untuk mengubah sikap mental menjadi lebih bertanggung jawab, sedia berbagi, melunturkan ego, dan berlapang dada.
- Persiapan Fikriyah (Ilmu)
Ilmu dan pemaaman memang sangat diperlukan dalam rumah tangga seperti ilmu berkomunikasi yang makruf kepada pasangan, ilmu menjadi orang tua yang baik, ilmu dalam mendidik anak, ilmu penataan ekonomi, dan lain-lain.
- Persiapan Jasadiyah (Fisik)
Persiapan jasadiyah atau fisik penting untuk diperhatikan. Jika memiliki penyakit-penyakit apalagi berkaitan dengan kesehatan reproduksi harus segera diikhtiarkan penyembuhannya. Tentang pakaian juga, apalagi pada bagian yang paling pribadi. Kebiasaan memakai dalaman yang terlalu ketat misalnya berefek sangat buruk bagi kualitas sperma.
- Persiapan Maadiyah (Material)
Seperti yang di ungkap Cahyadi Takariawan, sederhana saja. Yang diperlukan adalah etos kerja dan kesediaan untuk melakukan aktivitas untuk mendatangkan rejeki yang halal, baik, dan banyak. Yang diperlukan adalah kesediaan suami dan istri untuk saling membantu dan bekerja sama dalam berbagai urusan keluarga.
- Persiapan Ijtima’iyyah (Sosial)
Dalam buku Barakallahulaka Bahagianya Merayakan Cinta, persiapan ijtima’iyyah artinya siap untuk bermasyarakat, mengerti bagaimana bersosialisasi dan mengambil peran di tengah masyarakat. Juga tak kalah penting, memiliki visi dan misi dakwah di lingkungannya.
Nah, ini semua adalah persiapan. Membangun pernikahan barakah itu tidak semudah yang dibayangkan. Tetapi tak sesulit juga seperti yang dibayangkan. Semoga bermanfaat.