Suaramuslim.net – Nabi Sulaiman adalah seorang nabi yang diberikan kekuasaan oleh Allah. Kekuasaannya sangat luas, tidak hanya meliputi manusia, akan tetapi juga bangsa jin dan binatang. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang bisa menyamai kerajaan Nabi Sulaiman setelahnya. Nabi Sulaiman memiliki keistimewaan dapat menakhlukkan angin untuk dikendarai dan berbicara dengan binatang. Selain itu, Nabi Sulaiman mampu memerintahkan jin bekerja untuknya. Dalam Al Quran surat Sad ayat 37-38 dijelaskan, “dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan (setan) yang lain yang terikat dalam belenggu.” Namun, saat wafatnya Nabi Sulaiman tidak ada seorang pun yang menyadarinya, termasuk bangsa jin sekalipun.
Dikisahkan bahwa bangsa jin bekerja atas perintah Nabi Sulaiman. Mereka bekerja membuat bangunan dan berbagai benda di bawah pengawasan Nabi Sulaiman. “Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya; di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam, dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Q.S. Saba’ : 14).
Akan tetapi, wafatnya Nabi Sulaiman tidak disadari seorang pun, termasuk bangsa jin. Para jin terus bekerja membuat (merenovasi) bangunan. Menurut beberapa sumber disebutkan bahwa bangunan tersebut adalah Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsha). Menurut sejarawan muslim, Jalaluddin Al-Suyuti, beberapa jin ahli bangunan ditugaskan mendesain Masjid Al Aqsha dengan sedemikian indahnya. Ada yang bekerja memotong kayu, memasang tiang dan melapisi lantai dengan marmer. Para jin yang ahli menyelam mengumpulkan mutiara sebagai hiasan masjid.
Lebih lanjut, dilansir dari kisahmuslim.com disebutkan bahwa yang pertama kali membangun Masjid Al Aqsha adalah Nabi Adam. Lalu pada tahun tahun 2000 SM, Nabi Ibrahim tinggal dan memakmurkan Masjid Al Aqsha. Kemudian dilanjutkan dengan anak-anaknya dari kalangan Nabi, yaitu Nabi Ishaq dan Nabi Ya’kub. Selanjutnya, pada tahun 1000 SM pembangunan dilanjutkan (direnovasi) oleh Nabi Sulaiman akibat banjir yang terjadi pada masa Nabi Nuh.
Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika Nabi Sulaiman merampungkan pembangunan Baitul Maqdis, beliau memohon kepada Allah tiga permintaan: (1) Memberi putusan hukum yang sesuai dengan hukum Allah, (2) Diberikan kerajaan yang tidak patut dimiliki oleh seorang pun selain dirinya, (3) dan agar tak seorang pun yang datang ke Masjid Al Aqsha dengan keinginan menunaikan salat di dalamnya kecuali dihapuskan segala kesalahannya (sehingga ia suci) seperti saat hari kelahirannya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, “Yang pertama dan kedua telah diberikan, dan aku berharap yang ketiga pun Allah kabulkan.” (H.R. Ibnu Majah no. 1408).
Hingga Masjid Al Aqsha rampung, para jin baru menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah wafat. Jadi, yang mengawasi mereka selama ini adalah patung jenazah. Para jin pun akhirnya sadar bahwa mereka tidak mampu mengetahui hal yang gaib. Para jin menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah wafat dari tongkat kayu Nabi Sulaiman yang dimakan rayap hingga membuat Nabi Sulaiman roboh. Para jin baru menyadari wafatnya Nabi Sulaiman setelah beberapa lama. Sebab, jenazah Nabi Sulaiman tetap utuh dan tidak membusuk, berbeda dari jenazah orang lain pada umumnya. Seandainya para jin mengetahui wafatnya Nabi Sulaiman tentu mereka tidak akan mau bekerja lagi.
Kisah Nabi Sulaiman ini diabadikan dalam Al Quran surat Saba’ ayat 15: “Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.”