Suaramuslim.net – Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik maka bangsa ini harus dipimpin oleh orang-orang yang baik. Untuk menentukan siapa saja orang-orang yang dinilai baik diperlakukan kriteria orang baik. Penilaian dilakukan oleh tim penilai yang jujur, amanah, berpengetahuan luas dan bijaksana, melalui musyawarah.
Apa saja kriteria orang baik?
Ciri orang baik adalah mempunyai akidah yang benar dan akhlak yang baik, tercermin dalam karakter kepribadian, kebiasaan perilaku dan capaian prestasi. Akidah adalah ideologi yang menjadi tujuan serta landasan berfikir dan bertindak dalam menjalani kehidupan. Sedangkan akhlak adalah moralitas dan etika yang melandasi tindakan dalam berinteraksi dengan sesama manusia, termasuk sesama makhluk.
Permasalahannya adalah tidak semua orang bisa menilai akidah dan akhlak seseorang. Bahkan kebanyakan manusia tidak menyadari kualitatif akidah dan akhlak dirinya. Dengan kata lain hanya sedikit orang yang mempunyai akidah yang benar dan akhlak yang baik. Dan hanya orang yang mempunyai akidah yang benar dan akhlak yang baik yang bisa menilai.
Seperti apakah akidah yang benar?
Ideologi bangsa Indonesia adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Sesuai dengan Al Quran surah Al Ikhlas:
- Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
- Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
- Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”
Orang yang akidahnya benar adalah orang yang beriman dan bertakwa. Al Quran surah Al Baqarah ayat 3-5 sebagai berikut:
3 – (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4 – dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
5 – Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Seperti apakah akhlak yang baik?
Sifat karakter serta perilaku kebiasaan adalah terbentuk dari pengasuhan, pendidikan dan adat budaya. Manusia yang menjadi teladan terbaik adalah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti disebut dalam Al Quran surah Al Ahzab: 21 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Bagaimana proses penetapan calon pemimpin yang baik?
Umat yang patuh pada Allah, pada Rasulullah dan para pemimpin mereka. Seperti disebut dalam Al Quran surah An Nisa ayat 59:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Kepatuhan atau ketaatan kepada ulil amri berarti pada para pemimpin yang terbaik yang dipilih dari orang-orang yang baik yaitu beriman dan bertakwa. Adapun yang perlu dilakukan adalah:
1. Membentuk koalisi keumatan yang menyatukan suara umat Islam.
2. Calon pemimpin perlu rekomendasi dari aspirasi umat.
3. Setiap calon pemimpin diberikan kesempatan memaparkan visi misi serta komitmen di hadapan ijtima’ ulama.
4. Keputusan ijtima’ ulama menjadi dasar penetapan calon pemimpin dengan menjaga persatuan umat Islam dan koalisi keumatan tetap solid.
5. Seluruh umat Islam harus terus bersatu dan mengikuti komando ulama.
Penulis: dr. Minanurrahman*
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net