JAKARTA (Suaramuslim.net) – Menteri Luar Negeri Palestina Dr Riad al Malki mengatakan ada empat hal yang harus ditegaskan ketika melakukan negosiasi. Hal ini berdasarkan pengalaman pihaknya ketika selama puluhan tahun berkonflik dengan zionis Israel.
“Pertama, pastikan bahwa ada pihak ketiga yang dapat menjadi saksi berjalannya proses negosiasi. Jangan sampai Anda masuk pada sebuah negosiasi tanpa adanya pihak ketiga,” katanya dalam Public Lecture di kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba Jakarta, Senin (15/10).
Kedua, lanjutnya, harus ada kerangka acuan atau ‘Term of Reference’ yang bisa dijadikan pijakan bersama dalam proses bernegosiasi antara pihak-pihak yang berkonflik.
Sedangkan ketiga, menurutnya, adalah pengaturan rentang waktu tertentu yang harus disepakati bersama.
“Jangan biarkan negosiasi terlalu lama, karena akan berakhir tanpa ada hasil konkrit, yang pada akhirnya diskusi itu terlupakan” tegasnya.
Serta yang terakhir menurut Dr Riad Malki, adalah penetapan target dalam sebuah proses negosiasi. Hal ini penting untuk mengukur keberhasilan sebuah proses negosiasi.
“Apa yang ingin Anda raih? Dalam perundingan kami di tahun 1993 lalu, sudah jelas, kami ingin meraih kemerdekaan sejati bagi Palestina,” tandasnya.
Menteri Luar Negeri Palestina Riad al Malki memberi kuliah umum di hadapan akademisi dan mahasiswa Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia yang merupakan bagian dari Pekan Solidaritas untuk Palestina yang digelar di Bandung dan Jakarta.
Sebelumnya SKSG juga telah menggelar konferensi terkait perdamaian di Palestina pada 2 November 2017. Dalam acara itu, direktur SKSG Dr. Muhammad Lutfi Zuhdi menyatakan dukungan terhadap berdirinya negara Palestina yang merdeka.
SKSG sendiri melalui Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) rutin melakukan kajian dan penelitian yang mengarah kepada dukungan untuk perjuangan kemerdekaan Palestina.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir