Suaramuslim.net – Kunjungan Muhibah (silaturahim) hari pertama perwakilan pondok pesantren, perguruan tinggi, sekolah dan Yayasan Bina Insan Kamil Tuban ke Jerman, pada Selasa (14/11/2023) langsung menuju kota tua, Villingin jam 10.30 WS (waktu setempat).
Seusai sholat Zuhur di Masjid Shalahuddin Al Ayyubi, rombongan muhibah diterima oleh Director of Strategic Partnerships Global Katalyst e.V. Jerman, Doddy Primanda Kadarisman. Pria yang asli Yogyakarta Indonesia tersebut menyambut rombongan muhibah dengan ramah dan memberi motivasi terkait potensi pengembangan pemuda di Jerman.
“Saat ini di Jerman banyak memberi kesempatan untuk para pemuda Indonesia kuliah gratis dan praktik kawasan kerja. Tahap awal ini dipulihkan kawasan di Black Forest. Kawasan ini sangat strategis untuk pengembangan diri para pemuda Indonesia. Di samping udaranya segar dan bersih, banyak kampus yang baik dan industri untuk praktik kerja,” jelas Doddy.
“Kesempatan yang ada saat ini adalah 10.000 pemuda dapat kuliah gratis dan bekerja di kawasan ini,” imbuhnya.
Doddy menjelaskan, syarat utama untuk dapat masuk kampus di Jerman adalah memiliki kemampuan Bahasa Jerman yang handal. Karena memang tesnya hanya fokus Bahasa Jerman.
“Jika ada mahasiswa setelah kuliah di kawasan Black Forest ini tidak betah, tidak mampu adaptasi maka bukan kesalahan pemerintahan Jerman, namun semata faktor pribadi mahasiswanya,” jelas Doddy.
Kesempatan yang ditawarkan oleh Director of Strategic Partnerships Global Katalyst e.V. Jerman tersebut disambut hangat oleh semua peserta muhibah.
Menurut Ketua Umum Yayasan Bina Insan Kamil Tuban, KH Imam Mawardi Ridlwan tawaran pengembangan diri untuk pemuda Indonesia sangat perlu disambut oleh pengelola pendidikan di Indonesia.
“Penjelasan yang sangat padat dan berbobot dari Direktur Kerja Sama Strategis Global Katalis Jerman sangat tepat untuk ditindaklanjuti oleh para pengelola pendidikan,” ujarnya.
Menurutnya, ada empat hal yang bisa disimpulkan dari pertemuan ini.
Pertama sosialisasi terkait daerah aman, nyaman dan humanisme Black Forest untuk pendidikan dan bekerja pemuda Indonesia.
Kedua dibutuhkan penyiapan kemampuan Bahasa Jerman agar dapat diterima di kampus.
Ketiga sangat dibutuhkan upaya membuat tempat bersama untuk para mahasiswa agar tetap dapat menjaga ibadahnya dan bahkan dapat menambah ilmu agamanya.
Keempat, sangat diperlukan integritas kepribadian yang kuat dan tangguh karena di Jerman diterapkan budaya tertib, disiplin dan mandiri.
Peluang besar untuk kuliah gratis memang perlu disambut dengan menyiapkan SDM pemuda Indonesia yang unggul. Para pemuda Indonesia akan siap bersaing secara global.
Ketua Umum Yayasan Bina Insan Kamil Tuban menjelaskan bahwa tujuan utama bergabung dalam lawatan ke negara Jerman adalah untuk menyiapkan MA Sains Bina Insan Kamil (BIK) Tuban sebagai sekolah internasional.
“Santri yang saat ini sudah kelas dua MA Sains BIK Tuban perlu disiapkan untuk bersaing di pendidikan terbaik dunia. Melalui studi ini, Yayasan Bina Insan Kamil Tuban mendapatkan kepastian peluang dan apa saja yang harus disiapkan,” jelas Abah Imam.