BEIJING (Suaramuslim.net) – Delegasi khusus dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengunjungi Tiongkok untuk memastikan kebenaran pemberitaan terkait Muslim Uighur.
Sebelum mengunjungi Xinjiang, provinsi tempat domisili muslim Uighur, delegasi dari MUI bersilaturahmi terlebih dahulu ke lembaga Islam di Tiongkok yaitu China Islamic Association (CIA), Selasa (19/02).
Ketua MUI yang membidangi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, KH. Muhyiddin Junaidi mengatakan hubungan antara muslim Indonesia dengan muslim Tionghoa sudah berjalan sejak lama
“Secara historis hubungan kedua bangsa ini sudah cukup baik. Kunjungan Marsekal Ceng Ho jadi bukti bahwa muslim Tionghoa sudah datang ke Indonesia sebelum Indonesia merdeka,” paparnya dalam rilis yang diterima SMNET.
Ia menjelaskan, kedatangan tim MUI ini ke Tiongkok adalah karena kesadaran Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia.
Kedatangan delegasi MUI ini merupakan undangan dari pihak Tiongkok untuk melakukan tabayyun terhadap berita diskriminasi kepada Muslim Uighur yang selama ini sudah beredar media.
“Karena beredar informasi di media sosial tentang kondisi Muslim Uighur, kami perlu mendapatkan informasi sebagai penyeimbang. Kami tidak sepenuhnya percaya dengan pemberitaan tersebut, kami percaya masih ada ruang untuk dapatkan info lebih akurat,” paparnya.
Ketua China Islamic Association, Syekh Hasan Yan Faming mengatakan, level kebebasan menjalankan perintah agama di Tiongkok berangsur-angsur membaik pasca adanya kebijakan birokrasi dan informasi oleh pemerintah. Tahun ini, ungkapnya, Tiongkok resmi menapaki tahun ke 40 sejak pemberlakuan kebijakan birokrasi pertama kali. Kehidupan di Tiongkok pun berjalan semakin baik.
“Indeks kebahagiaan Tiongkok juga meningkat. Lebih banyak yang bisa beribadah. Empat tahun lalu orang yang bisa beribadah lebih dari 12 ribu orang. Saat ini, beribadah di Tiongkok bisa secara aman, teratur, beradab. Di bawah dukungan pemerintah, sekarang kami bisa koordinasikan pemberangkatan muslim ke Mekah dari enam kota,” pungkasnya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir