Suaramuslim.net – Kita sudah memasuki Dzulhijjah. Bulan yang disebut Allah dalam firman-Nya sebagai “arba’atun hurum” bagian dari empat bulan Haram (dimuliakan oleh-Nya). Pada momentum agung ini, ada lima amalan unggulan yang terlalu sayang jika dilewatkan.
-
Menunaikan haji dan umrah
Ini merupakan amalan paling utama di bulan yang termasuk “asyhurul-hurum” (bulan suci dan mulia) ini. Di antara yang menunjukkan keutamaannya adalah hadits berikut:
العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ
“Umrah satu ke Umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain Surga.” (HR. Bukhari, Muslim)
2. Berpuasa
Khususnya di hari Arafah (9 Dzulhijjah). Hadits berikut paling tidak menunjukkan betapa besar keutamaannya.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
“Puasa hari ‘Arafah -saya berharap dari Allah- dapat menghapuskan dosa-dosa setahun sebelumnya dan juga tahun sesudahnya.” (HR. Tirmidzi)
3. Memperbanyak amal saleh
Bulan Dzulhijjah adalah bulan Haram yang begitu agung di sisi Allah. Tidak mengherankan jika kezaliman yang dilakukan pada bulan ini dianggap sebagai kezaliman yang sangat besar (QS. At-Taubah [9]: 36). Dan kebaikan atau amal saleh yang dilakukan pada momen ini dinilai dengan ganjaran sangat besar.
4. Secara umum takbir dianjurkan di hari-hari ini
Bagi yang tidak berhaji disunnahkan bertakbir sejak fajar hari Arafah hingga shalat Ashar di akhir hari Tasyriq. Takbir –yang dianjurkan di antaranya– dilantunkan ba’da shalat wajib yang dilakukan secara berjamaah.
5. Menunaikan shalat Ied
Selain melakukan shalat Ied, dianjurkan juga untuk menyimak khutbah hingga usai kemudian menyembelih hewan kurban pada hari kurban (ba’da shalat Idul Adha) dan pada hari tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah). Ini merupakan sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam ketika taat pertintah Allah untuk menyembelih Ismail.
Lalu, karena ketaatannya yang begitu tinggi, oleh Allah diganti dengan sembelihan yang besar. Pada waktu ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam -menurut hadits Bukhari dan Muslim- pernah menyembelih domba besar berwarana putih dan bertanduk. Anas bercerita:
ضَحَّى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَرَّبَ أَحَدُهُمَا فَقَالَ بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذَا مِنْ مُحَمَّدٍ وَأَهْلِ بَيْتِهِ، وَقَرَّبَ الآخَرُ فَقَالَ: بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذَا مِنْ عَمَّنْ وَحَّدَكَ مِنْ أُمَّتِي
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dua ekor kambing kibasy yang berwarna putih dan bertanduk. Beliau menyembelih yang seekor seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan untukMu, kurban dari Muhammad dan keluarganya.” Lalu Beliau menyembelih yang seekor lagi seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan untukMu, qurban dari siapa saja yang mentauhidkanMu dari kalangan umatku.”
Akhirnya, mari di bulan mulia ini, kita sibukkan diri dengan amalan-amalan unggulan tersebut. Sebab, jika kita tak mengisi waktu kita dengan hal yang baik dan benar, maka akan dipenuhi dengan hal yang sia-sia.
Imam Syafi’i pernah berkata, “Jika kamu tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang haq (benar), maka akan disibukkan dengan kebatilan.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Daa` wa al-Dawaa`, 358)
Kontributor: Mahmud Budi Setiawan
Editor: Oki Aryono