PASURUAN (Suaramuslim.net) – Stunting masih menjadi ancaman serius bagi masa depan anak-anak Indonesia meskipun angka menunjukan penurunan signifikan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 pada prevalensi stunting secara nasional menjadi 19,8%, melampaui proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebesar 20,1%.
Di banyak desa, termasuk wilayah Pasuruan Jawa Timur, tantangan pencegahan stunting kerap dihadapkan pada keterbatasan informasi, pola asuh, dan akses pelayanan kesehatan.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 20 – Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berkolaborasi dengan Puskesmas Desa Banjar Kejen Pasuruan menggelar penyuluhan kesehatan pencegahan stunting, Selasa (13/08/2025).
Kegiatan ini dirancang bukan hanya untuk memberikan edukasi langsung, tetapi juga memperkenalkan aplikasi Gen C, sebuah inovasi digital yang memudahkan masyarakat memantau pertumbuhan dan status gizi anak secara berkelanjutan.
Acara ini dihadiri puluhan ibu menyusui, ibu hamil, kader posyandu, serta perangkat desa. Penyuluhan dibuka oleh Kepala Desa Banjar Kejen yang mengajak seluruh warga menjadikan kesehatan anak sebagai prioritas utama.
“Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, tetapi menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa depan. Teknologi seperti Gen C memberi peluang besar untuk memantau tumbuh kembang anak secara lebih akurat,” ujarnya.
Materi disampaikan secara interaktif oleh Sukira AMD.Kep selaku bidan di Desa Banjar Kejen, membahas penyebab utama stunting seperti gizi buruk, pola makan yang tidak seimbang, kurangnya sanitasi, hingga keterlambatan deteksi dini.
Peserta juga diajak untuk memahami langkah-langkah pencegahan, mulai dari konsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, hingga melakukan pemeriksaan rutin di posyandu.
Puncak acara adalah pengenalan aplikasi Gen C yang dirancang oleh Dr. Idham Choliq (dosen UM Surabaya). Aplikasi ini memiliki fitur Kalkulator Indeks Massa Tubuh (IMT/BMI), Kalkulator tinggi dan berat anak, rekomendasi menu sehat sesuai usia, video edukasi, hingga konsultasi gizi daring.
Dengan desain yang sederhana, aplikasi ini ramah digunakan bahkan bagi masyarakat yang belum terbiasa dengan teknologi.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN UM Surabaya di Banjar Kejen, Dr. Iffah Rosyiana, S.Psi., M.Psi menekankan bahwa pendekatan edukasi dan teknologi harus berjalan beriringan.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya paham teori pencegahan stunting, tapi juga memiliki alat praktis untuk memantau kesehatan anak setiap hari dengan mudah,” jelasnya.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, demonstrasi penggunaan Gen C, pembagian leaflet edukasi, dan paket makanan sehat bagi balita.
Dengan dukungan mahasiswa, tenaga kesehatan, dan pemerintah desa, Desa Banjar Kejen meneguhkan langkahnya menjadi bagian dari gerakan nasional untuk menurunkan angka stunting dan mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.
Pewarta: Karina Putri Ikwandani
Editor: Muhammad Nashir