Suaramuslim.net – Sekolah merupakan sarana pendidikan yang bertujuan untuk menyempurnakan perkembangan jasmani dan rohani anak. Masuk sekolah pertama kali bagi anak merupakan sebuah langkah maju dalam kehidupannya. Peristiwa ini dapat menjadi suatu peristiwa yang menegangkan, menakjubkan, menakutkan, menyenangkan atau menimbulkan rasa asing bagi anak.
Saat anak telah mencapai usia sekolah, kehidupan rumah yang ia jalani digantikan dengan kehidupan sekolah. Bagi anak usia sekolah, sekolah merupakan kehidupan sehari‐hari yang harus mereka lalui sebagaimana orang dewasa melewatkan kehidupannya dengan bekerja dan berkeluarga.
Kehidupan awal sekolah yang dijalani terkadang membuat anak menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan orang-orang yang ada di sekolah. Tetapi jika ditangani oleh para pendidik yang baik dengan tepat, kesulitan beradaptasi tersebut dapat diatasi dengan cepat. Beban-beban emosional tertentu yang dirasakan anak ketika menginjakkan kaki pertama kali di lingkungan sekolah seperti rasa cemas atau takut akan berpotensi menghalangi anak untuk berangkat ke sekolah dan bila dibiarkan, maka akan menimbulkan beberapa tingkah laku yang tidak normal, di antaranya adalah School Refusal.
Pengertian School Refusal
School Refusal adalah masalah emosional yang dimanifestasikan dengan ketidakinginan anak untuk menghadiri sekolah dengan menunjukkan gejala fisik. Hal itu yang disebabkan karena kecemasan berpisah dari orang terdekat, karena pengalaman negatif di sekolah atau karena punya masalah dalam keluarga.
Seorang anak dikatakan mengalami School Refusal jika anak tersebut tidak mau pergi ke sekolah atau mengalami distres yang berat berkaitan dengan kehadiran di sekolah. Anak yang mengalami ini merasa tidak nyaman karena perasaan cemas terhadap sesuatu yang berkaitan dengan sekolah sehingga mereka dapat kehilangan kemampuan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan pada berbagai tahap pada masa perkembangan mereka.
Penyebab School Refusal
Pada umumnya School Refusal disebabkan oleh dua hal mendasar, yaitu (1) pola asuh orang tua yang menimbulkan kecemasan berpisah (separation anxiety) pada anak, dan (2) adanya peristiwa-peristiwa pencetus yang dapat menimbulkan kecemasan anak untuk berada di sekolah ataupun berada terpisah dari orang tua.
Penyebab terjadinya School Refusal bervariasi, Setzer & Salzhauer (2006) menyebutkan empat alasan untuk menghindari sekolah yaitu:
- Untuk menghindari objek-objek atau situasi yang berhubungan dengan sekolah yang mendatangkan distres;
- Untuk menghindar dari situasi yang mendatangkan rasa tidak nyaman baik dalam interaksi dengan sebaya atau dalam kegiatan akademik;
- Untuk mencari perhatian dari significant others di luar sekolah; dan
- Untuk mengejar kesenangan di luar sekolah.
Kapan School Refusal terjadi?
Perilaku penolakan sekolah yang terjadi pada anak biasanya terjadi pada awal tahun ajaran baru, setelah liburan yang panjang, pindah ke sekolah baru atau jenjang yang baru (misalnya, dari TK ke SD), kehilangan orang terdekat, atau baru pulih dari sakit yang cukup lama menjadi pemicu mogok sekolah yang bisa mempengaruhi 5% – 28 % anak usia 5 – 6 tahun dan anak usia 10 – 11 tahun.
Penanganan Bagi Anak yang Mengalami Masalah School Refusal
Penanganan pada anak-anak yang mengalami School Refusal harus ditujukan untuk mengembalikan mereka ke sekolah seawal mungkin. Penanganan yang efektif sebaiknya segera dilakukan untuk mencegah permasalahan-permasalahan yang akan timbul di kemudian hari, sehingga penolakan bersekolah ini harus ditangani sedini mungkin.
Penanganan yang dapat dilakukan meliputi edukasi dan konsultasi, pendekatan, perilaku, intervensi yang melibatkan keluarga, dan mungkin juga dengan cara farmakoterapi. Selain itu keterlibatan orang tua dan guru merupakan faktor yang membantu untuk mencapai penanganan yang efektif. Personil yang ada di sekolah sebaiknya merupakan orang pertama yang dilibatkan dalam menangani permasalahan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak yang memiliki masalah ini, yaitu menekankan pentingnya bersekolah, berusaha untuk tidak menuruti keinginan anak untuk tidak sekolah, konsultasikan masalah kesehatan anak pada dokter, bekerjasama dengan guru kelas atau asisten lain di sekolah, luangkan waktu untuk berdiskusi atau berbicara dengan anak, lepaskan anak secara bertahap, dan konsultasi pada psikolog atau konselor jika masalah terjadi.
Anak yang mengalami School Refusal masih bisa terus sekolah asalkan orang tua dan guru mau bekerjasama untuk mengetahui penyebabnya dan membantu anak untuk dapat mengatasi masalahnya. Yakni dengan menjalin komunikasi untuk mengetahui perkembangan anak baik di sekolah maupun di rumah, sehingga masalah yang dihadapi anak, khususnya masalah anak tidak mau sekolah dapat segera diketahui dan segera diatasi bersama.