Suaramuslim.net – Dalam sebuah riwayat, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti angin yang berhembus. Cepat dan mengena ke semuanya. Bulan Ramadhan ini, rasanya waktu yang tepat untuk meneladani kedermawanan Rasulullah.
Bulan Ramadhan, segala macam amalan akan dilipatgandakan pahalanya. Begitu pula amalan sedekah. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkannya kepada kita, seperti yang dilansir laman kisahmulsim.com. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadhan. Saat bertemu Jibril ‘Alaihis salam setiap malam, di mana Jibril menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus”.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan sebaik-baiknya contoh. Maka ketika beliau mencontohkan suatu amalan, terlebih yang ditingkatkan ketika ramadhan pasti ada faedah yang luar biasa dibaliknya.
Keutamaan Sedekah sebagai Bentuk Kedermawanan
Diriwayatkan dalam Syu’abul Iman oleh Al-Baihaqi, “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api. Dan hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar”. Terlebih Ramadhan sendiri adalah sebuah pelatihan terhadap kita umat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam Ramadhan kita dilatih untuk rela berlapar-lapar puasa, rela untuk tidak makan padahal itu sesuatu yang halal. Rela untuk tidak minum padahal itu sebuah kebutuhan. Begitu pula dalam konsep kedermawanan untuk bersedekah. Kita dilatih untuk tidak terlalu menggenggam erat dan terlalu mencintai sesuatu yang sebenarnya hanya sebuah titipan. Bahkan menurut seorang bijak justru harta yang kita sedekahkanlah yang merupakan milik kita. Milik kita yang Allah subhanahu wa ta’ala pinjam untuk nanti dikembalikan berlipat ganda. Entah itu di dunia maupun kelak di akhirat. Entah dalam bentuk rejeki harta maupun rejeki kesehatan.
Memadukan puasa di bulan Ramadhan dengan bersedekah akan memasukkan seorang muslim ke surga. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, “Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam, begitu juga sebaliknya, bagian dalamnya terlihat dari luar. Allah subhanahu wa ta’ala mempersiapkan kamar-kamar tersebut bagi orang-orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, berpuasa, dan shalat di tengah malam saat manusia lainnya tidur”.
Sedekah Tidak Selalu dengan Uang
Dalam hadits tersebut, sedekah tidak hanya melalui harta benda berupa uang. Memberi makan orang lain juga termasuk dalam bersedekah, terlebih ketika bulan Ramadhan. Kesempatan tersebut terbuka dengan luas dengan memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayat lain juga dijelaskan, dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke suatu tempat dan melewati Bilal, sedangkan di sisinya ada setumpuk gandum, lalu beliau bersabda, ‘Apa ini wahai Bilal?’ Bilal kemudian menjawab, ‘Saya menyiapkannya untuk tamu-tamumu ya Rasulullah’. Beliau lantas bersabda, ‘Tidakkah engkau takut bahwa engkau memiliki masakan di Neraka Jahanam? Infakkan wahai Bilal dan janganlah engkau takut kemiskinan dari Dzat Yang memiliki Arsy’.”
Menjadi dermawan dengan memberi sebanyak-banyaknya tidak akan memiskinkan kita. Hal itu pula yang dicontohkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam terlebih ketika ramadhan, dimana sekali lagi semua amalan dilipatgandakan oleh sang Maha Kaya yang Maha Mmberi.
Semoga di Ramadhan ini kita bisa mencontoh kedermawanan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sering-sering bersedekah, walaupun itu hanya dengan sekantong kurma. Karena yang dinilai bukan seberapa besar jumlah yang kita beri, tapi seberapa tulus dan istiqomah kebaikan yang kita lakukan. (Agl/smn)