Suaramuslim.net – Bertaubat ternyata bisa membukakan pintu rezeki. Artinya, pintu rezeki kita sangat mungkin tertutup dengan dosa-dosa yang kita lakukan.
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Maknanya jika kalian bertaubat kepada Allah meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa menaatiNya, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan membanyakkan rizki kalian, menurunkan hujan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahnya untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu (untuk kalian).”
Sejatinya, setiap perbuatan dosa yang dilakukan oleh muslimin haruslah meminta pengampunan kepada Allah. Tidak peduli seberapa besar ukuran dosa, dari dosa kecil hingga dosa syirik (menyekutukan Allah). Maka wajib baginya untuk bertaubat sebenar-benarnya bertaubat. Sholat taubat salah satu caranya. Bertaubat itu dimaknai dengan adanya niatan dalam diri untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama di masa yang akan datang.
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.” (HR. Ahmad 48, Abu Daud 1523, Turmudzi 408, dan dishahihkan al-Albani).
Berdasarkan ayat tersebut, tidak ada hal khusus dalam pelaksanaan shalat taubat. Sebab tata caranya pun sama seperti shalat wajib dan shalat sunnah lainnya. Hanya berbeda di niat saja.
Tata Cara Shalat Taubat
Oleh karena shalat taubat sama seperti shalat pada umumnya, maka tata cara yang sesuai sunnah adalah seperti berikut.
- Berwudhu dengan sempurna (sesuai sunnah).
- Shalat dua rakaat, tata caranya sama dengan shalat pada umumnya
- Tidak ada bacaan khusus ketika shalat. Bisa membaca al-Fatihah kemudian membaca surat apapun yang dihafal.
- Berusaha khusyuk dalam shalatnya, karena teringat dengan dosa yang baru saja dilakukan.
- Beristighfar dan memohon ampun kepada Allah setelah shalat.
- Tidak ada bacaan istighfar khusus untuk shalat taubat. Bacaan istighfarnya sama dengan bacaan istighfar lainnya, misalnya: astaghfirullah wa atuubu ilaih…
Istighfar sendiri disunnahkan untuk dilafalkan setiap selesai shalat. Istighfar pula bagian dari dzikir. Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan dzikir yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seusai shalat (wajib dan sunnah).
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap selesai shalat, beliau membaca istighfar 3 kali, kemudian membaca, Allahumma antas salam wa minkas salam tabaarakta ya dzal jalal wal ikram (HR. Muslim 591, Nasai 1337, dan yang lainnya).
Adapun setiap selesai shalat wajib, setelah istigfhar dilanjutkan dengan dzikir. “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syai-in qadir. Laa haula wa laa quwwata illa billaah. laa ilaaha illallah wa laa na’budu illaa iyyaah…”
Allah melalui firman-Nya menyebutkan, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubat kepada-Nya.” (QS. Huud [11]: 3).
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan istighfar adalah bertaubat dari dosa-dosa yang telah terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan taubat adalah istighfar dari dosa yang mungkin akan terjadi setelah dosa tersebut benar-benar terjadi.
Seperti yang dilansir dari muslim.or.id, makna ayat tersebut menjadi, “Bertaubatlah kepada Rabb kalian atas dosa-dosa yang telah kalian lakukan, dan bertaubatlah kepada-Nya dari dosa-dosa yang akan kalian lakukan.” Sehingga kata tsumma yang berarti “kemudian” dalam ayat di atas zahirnya menunjukkan waktu yang akan datang.
Jadi, inti dari shalat taubat adalah memohon ampun kepada Allah, dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Pun berharap pula di masa depan agar dijauhkan dari hal yang telah dilakukan sebelumnya. Allahu a’lam. (Ce2/smn)