Suaramuslim.net – Berpuasa termasuk salah satu rukun Islam, sehingga menjalankannya merupakan suatu kewajiban. Bagi anak kecil yang belum mencapai baligh, puasa mungkin belum menjadi suatu kewajiban. Hal ini sebagimana sabda Rasulullah saw, “Tidak ada kewajiban syar’i bagi anak-anak yang belum baligh”.
Meski demikian, tidak ada salahnya bagi para orang tua untuk mengajari puasa kepada anak-anak sedari kecil. Jika sejak kecil anak-anak sudah mengenal apa itu puasa Ramadhan, ketika besar nanti dipastikan akan mudah dan terbiasa menjalankan puasa tanpa ada pemberontakan atau tekanan.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah memberikan pemahaman kepada anak mengenai apa itu puasa Ramadhan, mengapa umat Islam harus berpuasa. Sertakan motivasi kepada anak tentang manfaat berpuasa Ramadhan, ini dilakukan agar merangsang daya keingintahuan dan ketertarikan anak. Memberikan pemahaman bukan sekedar menyampaikan pesan
Selanjutnya, adalah memberikan contoh alias tauladan kepada anak. Misalnya, libatkan anak saat sahur dan berbuka puasa. Terkadang seorang anak kecil pasti akan bertanya segala sesuatu yang dianggapnya baru. Hal ini akan menimbulkan rasa penasaran anak, sehingga anak ingin mencoba dan mempraktikkannya sendiri.
Masa anak-anak adalah masa dimana seseorang bisa dengan mudah meniru perilaku seseorang di sekitarnya, apalagi bila seseorang tersebut merupakan sosok yang diidolakannya.
Jika dirasa sudah cukup paham dengan kondisi dan kemampuan anak, orang tua bisa mulai meminta anak untuk berpuasa. Namun orang tua tetap diminta bisa memberikan kelonggaran pada anak.
Hal ini karena posisi anak yang masih dalam masa tumbuh kembang, sehingga butuh banyak nutrisi. Sehingga, jika dipaksakan untuk berpuasa penuh, justru bisa menimbulkan risiko kesehatan pada anak.
Di masa awal latihan berpuasa, para orang tua bisa meminta anak untuk menunda makan dan minum secara bertahap. Misalnya tidak makan dan minum selama satu jam, dan jika sudah berhasil, bisa dilanjutkan 3 jam, bahkan puasa setengah hari. Kemampuan anak untuk berpuasa perlahan akan meningkat seiring dengan kebiasaannya dalam menjalankan puasa.
Di masa-masa latihan puasa, anak juga mengalami penyesuaian tubuh terhadap rasa lapar. Mereka mungkin akan terlihat lemas dan mengantuk, sehingga orang tua bisa membiarkannya menghabiskan waktu untuk tidur siang.
Namun juga tidak membiarkan anak-anak larut dalam tidur berkepanjangan, melainkan melakukan aktivitas menyenangkan dan bermanfaat. Seperti ngaji bersama, membaca buku, dan sebagainya. Dengan mengerjakan aktivitas positif, ini akan membiasakan anak-anak agar tidak bermalas-malasan meski saat sedang berpuasa.
Terakhir, jika anak mampu melewati tahapan puasa dengan baik dan sukses, orang tua bisa memberinya penghargaan. Terlepas dari berapa jam atau berapa lama anak berpuasa. Penghargaan atau apresiasi tersebut bisa menambah semangat anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa lagi dan lagi.
Mengapresiasi anak tidak harus memberinya hadiah mewah, namun bisa dengan mengatakan bahwa dia adalah anak hebat, atau memasak makanan khusus kesukaan anak untuk berbuka. Ini juga salah satu hal yang membuat anak senang menjalankan ibadah puasa tanpa merasa terbebani.
Kontributor: Siti Aisah*
Editor: Oki Aryono