Suaramuslim.net – Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan viralnya video anak muda, pemilik akun IG bernama bowo_alpenliebe. Selasa (3/6) videonya berhasil menjadi Trending Topic pada jejaring Youtube di urutan nomor #1, mengalahkan berita berita populer lainnya, seperti Piala Dunia, musibah Danau Toba. Bermodal aplikasi tik tok, kini Bowo di gandrungi oleh sebagian ABG awal.
Tersiar kabar kemarin Bowo mengadakan acara meet and greet yang diikuti banyak penggemarnya, hingga untuk mengikuti acaranya harus membayar mahar sebesar 80K dengan tambahan mahar bila mau berfoto dengannya.
Lain Bowo, lain Nurrani. Berkat video kocak yang ditampilkan pada beberapa video yang diunggahnya, bermodalkan klaim sebagai, Istri sah Iqbal, berhasil membuatnya viral, terkenal, kemudian diundang TV dalam acara reality show. Selanjutnya, wargadotnet terus membincangkan kelakuan kocak dan lucunya.
Pro kontra pun terjadi, banyak kalangan yang kontra disebabkan karena TV terus mereproduksi kebodohan-kebodohan Nurrani, tingkahnya tersebut dianggap gila, kurang mendidik, dan gaya bercandanya tidak mencerminkan budaya bangsa. Beberapa tulisan juga mengecam Nurrani untuk menghentikan kegilaannya.
Beberapa waktu lalu, saat bulan Ramadan, untuk pertama kalinya lagu Sholawat dengan aransemenya berhasil membius umat Indonesia. ditengah kasus bom bunuh diri, Intoleransi, panasnya suhu politik, Nissa Sabyan bersama grup musik gambusnya yang bernama Sabyan Gambus hadir bagai Oase di gurun pasir, menyatukan, menyejukkan.
Banyak lagunya yang di putar di toko hingga Mall. Tak ketinggalakn toko buku dan warung kopi juga menyajikan lagu-lagunya seperti Deen Assalam, Ya Maulana, Ya Habibal Qolbi untuk dinikmati oleh setiap insan yang lewat.
Masih banyak kisah generasi milenial, terutama erat kaitanya dengan mereka saat berhubungan dengan media sosial. Ekspresi dan kreatifitas yang mereka gambarkan, menginginkanya dunia mengetahui bahwa: “Inilah saya! Inilah dunia saya!”
Dunia tanpa batas, tanpa skat-skat negara, ras, dan etnis. Generasi milenial dengan teknologi yang berkembang saat ini, ibarat rukun agama yang wajib, ibarat kebutuhan yang primer, ibarat makanan dan minuman. Satu kesatuan, tidak bisa di tinggalkan. Dunia yang serba global ini, sekat-sekat antara satu sama lain, antara kota satu dengan kota lain, sudah tidak bisa di bedakan. Satu kata, semua saling bertalian!
Dulu, sebelum kelahiran internet menjamur seperti sekarang ini, untuk menjadi Artis, harus masuk TV dulu, menjadi Model dulu, baru menjadi artis. Untuk menjadi Penyanyi, harus membuat album dulu, baru menjadi Penyanyi, untuk menjadi Ulama, harus ceramah dimana-mana dulu, baru dikenal sebagai Ustadz.
Hari ini, cara-cara lama itu mulai luntur, media sosial menggantikan metode lama untuk mengenalkan keahlianya, meski cara lama masih bisa dipakai, namun generasi milenial lebih tertarik dengan cara baru, yakni berekspresi melalui media sosial.
Tidak salah bila Sosiolog Mannheim mengenalkan teorinya tentang perbedaan generasi dengan tahun kelahiran dan perkembangan zaman. Menurutnya, generasi milenial adalah generasi yang sejak lahir kenal dan menggunakan perkembangan teknologi usai kelahiran Internet.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata” Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, Karena mereka hidup bukan di jamanmu”. Quote itu masih relevan hingga kini. Zaman terus berkembang, dunia terus berputar. Generasi milenial akan terus tumbuh dan mengekspresikan apa yang mereka inginkan, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan terus tumbuh generasi-generasi baru yang sesuai zamannya.
Untuk jadi apa kedepannya tergantung dengan siapa mereka berteman, buku apa yang mereka baca dan tayangan apa yang mereka tonton. Peran lingkungan dan peran zaman sangat mempengaruhi, bila mereka diharuskan untuk beragama yang baik? Bukankah kehadiran agama untuk menjadikan mereka baik?
Jadi, hai generasi milenial, ingin menjadi seperti Nissa Sabyan, Bowo, Nurrani. Atau ada pilihan lain? heuheu
Penulis: Teguh Imami*
* Reporter Suaramuslim.net Biro Surabaya
* Penulis buku “Narasi Islam & Gerakan Milenial
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net