JAKARTA (Suaramuslim.net) – Muktamar ke-6 Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) yang akan diselenggarakan di Yogyakarta, 15-17 November, akan fokus pada tema-tema membangkitkan kesadaran ekonomi umat dan bangsa. Khususnya kesadaran untuk membangun jiwa entrepreneurship.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar KBPII Nasrullah Larada dalam diskusi Pra Muktamar bertajuk “Dinamika Aktivis Menteng dalam Perjuangan Umat dan Bangsa” di Aula M Natsir, Jalan Menteng Raya 58, Jakarta, Kamis (31/10).
Tampil sebagai pembicara, Nasrullah Larada (Ketum KBPII), Husin Tasrip (Ketum PB PII), Masri Ikoni (Ketum PP GPII) dan Chozin Amrullah (Mantan Ketum PB HMI).
Menurut Nasrullah, kader-kader Pelajar Islam Indonesia (PII) yang terjun di tengah masyarakat selama ini banyak berkecimpung di bidang pendidikan, dakwah dan politik. Hanya sebagian kecil yang bergerak di bidang ekonomi. Padahal sekarang muncul kesadaran bahwa ekonomi menjadi faktor penting dalam pengembangan pendidikan dan dakwah, apalagi di bidang politik.
“Tentu saja kita tidak meninggalkan bidang lain, tapi kesadaran untuk membangun ekonomi umat, khususnya jiwa entrepreneurship harus terus digalakkan,” ujar Nasrullah.
Nasrullah menambahkan, tema pengembangan ekonomi umat perlu terus digaungkan sehingga dalam 20 mendatang akan tumbuh pengusaha-pengusaha dan entrepreneur dari kalangan aktivis.
“Kita juga akan membangun badan inkubasi bisnis yang melahirkan pengusaha yang menghidupkan ekonomi umat,” tambah Nasrullah.
Sementara itu Chozin Amrullah, mantan Ketua Umum PB HMI mengharapkan, materi-materi entrepreneurship bisa masuk dalam materi training dan pelatihan kader.
“Pola pengkaderan mesti dirombak. Jiwa entrepreneur harus dibangkitkan sejak awal. Karena perubahan ke depan tidak bisa mengandalkan akses kedekatan politik. Tapi sangat tergantung pada kreatifitas seorang kader organisasi,” ujar Anggota TGUPP Gubernur DKI ini.
Chozin menambahkan, di era digital semua orang bisa mengakses pemangku kepentingan dengan menonjolkan kreatifitas. Akses kedekatan melalui jaringan organisasi tak akan berarti jika tidak memiliki aspek kreatifitas, kemampuan melakukan kolaborasi dan solusi memecahkan persoalan masyarakat.
“Perombakan pola kaderisasi harus dilakukan agar kader-kader dapat bersaing di masa depan,” pungkas Chozin.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir