RIYADH (Suaramuslim.net) – Anggota senior tim negosiator oposisi Suriah, Nasr Al-Hariri, Senin (7/1/19), menyatakan sangat terkejut atas keputusan beberapa negara Arab menjalin kembali hubungan dengan rezim Bashar Assad. Ia mendesak beberapa negara itu mengkaji ulang normalisasi hubungan tersebut.
Negara-negara Arab, beberapa dari mereka sebelumnya pendukung oposisi Suriah, berusaha berdamai dengan rezim Assad setelah rezim meraih banyak kemenangan.
Uni Emirat Arab membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus bulan lalu dan Bahrain mengatakan kedutaan besarnya di Damaskus dan misi diplomatik Suriah di Manama masih bekerja “tanpa gangguan”.
“Langkah ini (rekonsiliasi)…Kami tidak memiliki kapasitas untuk menghentikannya,” kata Hariri kepada wartawan di Riyadh seperti dilansir Reuters.
“Kami masih berharap bahwa ada kemungkinan negara-negara ini akan mengkaji ulang keputusan mereka dan harus menyadari bahwa hubungan yang nyata, tegas dan kuat adalah dengan saudara-saudara mereka dari rakyat Suriah dan bukan dengan rezim yang melakukan semua kejahatan ini,” katanya.
Ia melanjutkan, rezim di Suriah adalah rezim perang kriminal murni. Bashar Al-Assad akan tetap menjadi penjahat perang meskipun dia berjabat tangan dengan seribu pemimpin.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011 sebagai tanggapan atas tindakan keras pemerintah terhadap protes Musim Semi Arab. Agar Suriah kembali bergabung, Liga harus mencapai konsensus di antara para anggotanya mengenai langkah ini.
“Kami tidak berpikir itu adalah langkah yang tepat hari ini bagi komunitas Arab untuk merehabilitasi rezim dan menerimanya di meja Liga Negara-negara Arab dan tangannya menetes dari darah orang-orang Suriah,” kata Hariri.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir