JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pemerintah Indonesia melaui Kementerian Kordinator bidang Perekonomian membantah lambatnya penanganan antisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terjadi saat ini.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Kordinator Bidang Perekenomian Republik Indonesia yakni Iskandar Simorangkir.
Menurut Iskandar, pihaknya saat ini lebih mengedepankan kehati-hatian karena tidak ingin membuat investor khawatie dengan kebijakan-kebijakan yang baru.
“Membuat suatu kebijakan yang mmebuat para investor itu khawatir itu berbahaya. Misalkan, pada saat ini kita ingin mendorong supaya pembiayaaan defisit kita itu adalah dari capital include (modal masuk), kalau kita misalkan merubah undang-undang dengan misalkan kita menerapkan undang-undnagnya tidak bebas lagi ini justru menimbulkan kekhawatiran para pelaku.” Ujar dalam acara Forum Merdeka Barat dengan tajuk Bersatu Untuk Rupiah, Senin (9/9) di Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Jakarta.
Selain itu, dirinya membantah apabila pihaknya dianggap membuat kebijakan yang menimbulkan ketidakpastian baru bagi investor-investor dan pelaku usaha.
“jadi, Tidak ada kebijakan yang mendorong ketidakpasitain baru karena kita butuh pembiayaan defisit kita dari modal masuk atau capital include” tambahnya.
Menurut Iskandar, kedepan pohaknya juga akan menertibkan para pelaku eksportir agar mau meletakkan devisa hasil ekspor di bank-bank Indenesia, seperti bank Indonesia.
“Kemudian kita juga mendorong eksportir kita menempatkan devisa hasil mereka di Indonesia. Tentunya mereka harus juga kita lihat, kalau dia memang mau menempatkan tapi gak ada outletnya siapa juga yang mau. Maka ini yang kita benahi” tandas Iskandar.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Teguh Imami