SURABAYA (Suaramuslim.net) – Banyaknya nama yang masuk bursa pilwali Surabaya 2020 mendapat perhatian dari peneliti Surabaya Survey Center, Surochiem Abdussalam, M.Si.
Menurut Surochiem, hal ini positif untuk kota Surabaya sekaligus menunjukkan bahwa proses regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan lokal berjalan baik di kota pahlawan ini.
“Surabaya punya cukup banyak stok tokoh lokal yang siap melanjutkan kepemimpinan Risma. Ya memang benchmark wali kota ala Risma kelihatan tinggi namun sebenarnya banyak yang punya kapasitas begitu. Apalagi tiap zaman kepemimpinan juga berbeda dan tantangan selalu berubah. Kata kuncinya ada di kesempatan dan momentum. Siapa yang bisa memanfaatkan kesempatan dan momentum politik regenerasi pilwali kota Surabaya, maka ia yang akan terpilih,” ujar Surochiem kepada Suaramuslim.net, Jumat (5/7).
Menurut Surochiem akan ada tokoh-tokoh yang mengejutkan dalam pilwali Surabaya 2020.
“Saya berharap calon-calon segera deklarasi untuk maju sehingga bisa masuk masuk radar perbincangan publik warga kota. Seiring dengan trend youth politics, saya berharap tokoh-tokoh muda milenial segera bisa menunjukkan kelasnya dengan mulai banyak memberi daya kejut dan juga ide-ide progresif tentang Surabaya 5 tahun ke depan,” jelasnya.
Surochiem menganggap hal itu penting agar calon-calon muda milenial di Surabaya tidak menjadi aksesoris dan pelengkap saja, namun bisa menjadi daya dobrak dan daya kejut mendinamiskan politik pilwali Surabaya yang pasti akan sangat kompetitif.
Pasca kepemimpinan Risma, kota Surabaya juga butuh tokoh pemimpin baru yang sesuai dengan kebutuhan kekinian dan masa depan.
“Jika selama ini Surabaya pernah dipimpin militer, politisi, birokrat maka kedepan butuh refresh dengan membuka lebar asal sumber rekruitmen seperti profesional, tokoh muda dan para kreator sosial yang canggih. Kebutuhan pembangunan kota masa depan membutuhkan kapasitas kepemimpinan yang jelas lebih progresif. Yang bisa akseleratif, inovatif, kreatif dan juga partisipatif. Surabaya membutuhkan pemimpin kekinian seperti itu,” lanjutnya.
Surabaya masih butuh pemimpin yang punya visi membangun smart city, maka bekal techno and social enterpreneur juga dibutuhkan untuk menggerakkan potensi kreatif warga kota.
“Kota ini butuh pemimpin bervisi pembangunan lingkungan yang sustainable. Perubahan kian cepat jika tidak diikuti kapasitas kepemimpinan yang cepat maka pembangunan kota akan stagnan,” terang dosen komunikasi politik ini.
Publik Surabaya, lanjutnya, perlu menunjukkan kemauannya seperti apa pemimpin yang diinginkan. Jangan diam dan pasrah. Kemauan itu harus muncul sejak awal agar tokoh-tokoh yang muncul sesuai kebutuhan pembangunan kekinian. Tidak memilih kucing dalam karung.
“Warga kota jangan pasrah. Ambil bagian lah dalam menentukan pemimpin yang patut untuk kebutuhan Surabaya kekinian dan masa depan. Kemauan dan kehendak warga kota seperti apa, itu harus dikawal sejak sekarang,” pungkasnya.
Reporter: Dani Rohmati
Editor: Muhammad Nashir