Penutupan Masjid, Buya Yahya: Harus Disertai Ilmu Medis

Penutupan Masjid, Buya Yahya: Harus Disertai Ilmu Medis

Video Buya Yahya saat mengisi kajian, foto: Youtube

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Ponpes Al-Bahjah Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya menanggapi ungkapan pemerintah saat menyuruh ibadah di rumah. Menurutnya hal itu harus disertai dengan logika medis.

Dalam akun Youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya memberikan tanggapannya.

Kejujuran dari pemerintah dan pihak medis

Buya Yahya menekankan, pentingnya kejujuran dan keterbukaan informasi mengenai kondisi saat ini. Jangan sampai ada tekanan-tekanan dari pihak lain, yang hanya ingin mendapatkan keuntungan.

Jika tujuan pemerintah ingin menyelamatkan rakyatnya, lanjutnya, mereka harus melakukan yang terbaik. Tetapi, ini juga harus diperkuat dari ilmu medis, apakah harus melakukan tindakan seperti melarang umat beribadah di masjid.

“Pertama, yang kita perlukan adalah kejujuran. Kejujuran dari pihak pemerintah. Yang kedua, dari pihak medis. Kalau memang dari pihak medis dan pihak pemerintah itu jujur sesuai dengan kapasitas mereka, medis dengan ilmu mereka, lalu memutuskan bahwa umat tidak boleh berkumpul untuk sementara biar di rumah masing-masing. Maka wajib kita patuhi,” kata Buya Yahya.

Salat Jumat di rumah atau masjid?

Sementara itu, terkait dengan ditutupnya banyak masjid, terutama di Malaysia dan Singapura, Buya Yahya memberikan alternatif lain. Jika memang salat Jumat bisa dihadiri hingga ribuan orang dan itu dilarang, bisa diganti di rumah.

Tetapi, jika di suatu daerah memungkinkan untuk salat Jumat tetapi dihadiri hanya 40 orang saja, sah salatnya.

“Salat Jumat tidak ada di masjid lagi, tapi masih ada perkumpulan 40 orang, atau diadakan di mana saja. Kalau ternyata enggak bisa, tidak melakukan salat Jumat, salat Zuhur kalau memang betul kejujuran dari medis,” tambahnya.

Buya menambahkan, jika memang umat Islam harus salat di rumah masing-masing, jangan ambil pusing. Apalagi, jika itu diambil demi kebaikan semua orang.

“Selain itu, kita juga bisa lebih banyak bercengkrama dengan keluarga,” imbuhnya.

“Tidak dosa meninggalkan salat kalau betul seperti itu, jadi enggak usah umat Islam pusing begitu, kalau Anda salat di rumah masing-masing,” tegasnya.

Sementara itu, Buya Yahya juga menanggapi terkait banyaknya para ustaz yang menangguhkan ceramah dan taklimnya. Buya mendukung hal tersebut, dan setiap keluarga bisa mengganti tontonan yang tidak bermanfaat saat ini dengan ceramah para ustaz.

“Majelis tidak harus ditutup untuk sementara, kita mengadakan pengajian di rumah Anda. Dan, Anda bisa dengan televisi di rumah mengubah menjadi tontonan televisi yang positif,” ucapnya.

Buya akan mendukung apa pun pemutusan pemerintah, jika memang dibuat demi melindungi rakyatnya. Karena tugas mereka adalah melayani dan mengayomi rakyatnya.

Ia juga menegaskan kepada pengikutnya, untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment